Custom Search

24/08/08

Layanan Paspor ; Sistem Baru Kok Bikin Mandek

Pekan silam adalah hari-hari menjengkelkan bagi Endang Sulistyo. Penjual jasa layanan pembuatan paspor ini stres lantaran paspor klien yang diurusnya tak juga selesai, meski sudah setengah bulan. Saban hari, ia mendatangi Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta, menanyakan ihwal paspor yang dipesankannya itu.

Ia juga rajin memelototi layar monitor yang memajang nama-nama orang yang paspornya telah siap. Tapi nama sang klien tak juga nongol. Padahal, sang klien, yang akan menjenguk ibunya di rumah sakit di Singapura, sudah meneleponnya berulang kali, menanyakan soal paspor dimaksud. "Saya benar-benar pusing," ujarnya kepada Gatra, Jumat pekan silam.

Tak hanya Endang yang kelimpungan. Diperkirakan, puluhan ribu pemohon paspor di Tanah Air --terbanyak dari kalangan TKI-- mengalami nasib serupa. Di Surabaya, ribuan pemohon paspor bahkan tak mendapatkan pelayanan pada pekan terakhir Juli lalu. Petugas imigrasi di sana mengaku tidak bisa bekerja karena teknologinya belum bisa terhubung dengan Jakarta.

Ihwal mandeknya pelayanan paspor ini tak lepas dari diluncurkannya sistem penerbitan surat perjalanan RI (SPRI) oleh Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Hukum dan HAM, 28 Juli lalu. Sistem ini menyempurnakan model lama, sistem photo terpadu berbasis biometrik (SPTBB), yang mengandalkan identitas diri dan sidik jari.

Pada sistem baru ditambahkan lagi dengan sidik wajah (facial recognition). Menurut Menteri Hukum dan HAM, Andi Mattalatta, pada sistem lama masih ada kelemahan. "Identitas bisa berubah kalau salah tulis. Sidik jari bisa buntung kalau kecelakaan. Karena itu, perlu ditambah dengan back-up lain, yaitu facial recognition atau pengenalan wajah," katanya kepada wartawan.

Persoalan muncul lantaran perubahan itu terkesan tidak dipersiapkan secara matang. Misalnya, sistem koneksi di daerah belum terhubung dengan pusat. Juga banyaknya petugas imigrasi yang belum menguasai pengoperasiannya. Di Kantor Imigrasi Kelas IA Palembang, misalnya, peralatan baru di ruang pelayanan hanya menjadi pajangan.

Dokumen yang dikirim selalu dikembalikan karena sistem online belum jalan. Akibatnya, itu tadi, pelayanan jadi mandek. Padahal, biasanya dapat melayani pembuatan 50-60 paspor. Ini diakui Kepala Kantor Imigrasi Kelas IA Palembang, Syamsul Alam. "Beberapa hari ini memang ada keterlambatan karena sistem dari Jakarta macet," kata Syamsul, pekan lalu, kepada Noverta Salyadi dari Gatra.

Pantauan wartawan Gatra, kemandekan juga nyata di sejumlah kota seperti Yogyakarta dan Balikpapan. Malah di Kantor Imigrasi Pontianak, Kalimantan Barat, sempat terjadi anarki. Ratusan pemohon yang kecewa melampiaskan amarahnya dengan memaki petugas dan memecahkan kaca.

Mandeknya pelayanan paspor itu mengundang kegeraman Aulia Rahman, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar. Aulia menilai, persoalan itu muncul lantaran PT Berca Hardayaperkasa milik Murdaya Poo, selaku pemenang tender proyek senilai Rp 107 milyar, tidak mampu melaksanakan pekerjaannya dengan benar.

Kecaman lebih keras dilontarkan Rustam Effendi, anggota Komisi IX DPR. Ia prihatin melihat banyaknya TKI yang gagal berangkat ke luar negeri karena paspornya belum kelar. "Sudah selayaknya KPK melakukan pengusutan terhadap perusahaan yang menangani pembuatan paspor sistem baru ini," katanya.

Kasubag Humas Ditjen Imigrasi, Agato, menampik tudingan bahwa pelaksanaan sistem baru itu tidak siap. Katanya pula, tidak ada keterlambatan pekerjaan. Target pencapaian tahap pertama, kurun 28 Juli-15 Agustus sebanyak 69 unit kantor, kini sudah terlayani 80 unit. Soal kemandekan di daerah, Agato menganggapnya masih wajar. "Misalnya kita beli HP baru, ya, gaptek dikit-lah awalnya, tapi lama-lama juga lancar," katanya lagi.

Manajemen PT Berca belum mau bicara banyak. Melalui surat elektronik, Direktur Eksekutif PT Berca, Wendra Halingkar, mengatakan bahwa pihaknya masih berkonsentrasi dalam proyek itu.

Taufik Alwie, Anthony, dan Rach Alida Bahaweres
[Hukum, Gatra Nomor 41 Beredar Kamis, 21 Agustus 2008]
http://gatra.com/artikel.php?id=117784

Kyrgyzstan plane crash kills dozens

(CNN) -- A Iran-bound Boeing 737 with 90 people on board crashed Sunday near the airport in Kyrgyzstan's capital, Bishkek, killing dozens of passengers, a government official said.
 
The Boeing 737 crashed near the Bishkek airport in Kyrgyzstan on Sunday.
 
The six crew members survived the crash, Ramis Satybekov, an official from Kyrgyzstan's Emergency Situations Ministry, told CNN. While he didn't have exact figures, he said roughly 60 passengers were killed and more than 20 people injured were taken to local hospitals, he said.
 
Among the passengers was a Iranian airline representative, but his status was unknown, Satybekov said. Most of the 83 passengers were Iranian or Kyrgyz nationals. The crash happened near the U.S. military's Manas Air Base, which is helping with the emergency response.
 
Flight IRC6895 took off at 8:30 p.m., but turned around a few minutes later after experiencing "technical difficulties," a spokeswoman at Manas International Airport told CNN. The crash happened minutes later, said the spokeswoman, who would not give her name.
 
The Aseman Airlines flight, operated by Kyrgyzstan-based Itek Air, was bound for Tehran, Iran, an airport spokeswoman said. U.S. Air Force Maj. Damian Pickart said Kyrgyz authorities asked Manas Air Base for support shortly after the Aseman jet crashed about six miles off the runway.
 
"The 376th Air Expeditionary Wing provided two large fire trucks, an ambulance and nearly two dozen medical and fire and crash support personnel to the scene of the accident," according to a military news release.
 
"Medical personnel have also been requested to provide support at the Manas International Airport Terminal, which is adjacent to the base."
 
Manas is a key support base for the U.S.-led military operation in Afghanistan.
 

Parasite in Galápagos penguins prompts avian malaria fears

By Erica Gies
Published: August 19, 2008
 
 
Aparasite has been found in Galápagos penguins, raising fears among researchers that it could lead to avian malaria, a disease that contributed significantly to the 50 percent extinction rate of endemic birds in Hawaii.
 
The discovery resulted from a long-term study to monitor diseases in Galápagos birds, conducted by researchers from the University of Missouri, St. Louis, the St. Louis Zoo, Galápagos National Park, and the Charles Darwin Foundation.
 
Ulike Hawaii and other remote island archipelagos, the Galápagos, about 1,000 kilometers, or 600 miles, off Ecuador, retains 95 percent of its original species and all of its birds. "It's about the best record that exists on Earth," said Patty Parker, a professor of zoological studies at the University of Missouri, St. Louis, who discovered the parasite in the penguins.
 
Ninety-seven percent of the land is protected, and the surrounding waters make up one of the world's largest marine reserves. arker said the parasite was in the genus Plasmodium, which includes several malaria-causing species. The recently discovered parasite appears to be a new species and is so far unnamed.
 
The parasite was probably introduced by human activity, she said. Tourism has increased to 140,000 visitors in 2006 from 40,000 in 1990. That has drawn immigrants from mainland Ecuador who work in the tourist industry, driving the population to an estimated 30,000 from about 8,000 in 1990.
 
In 2007, the archipelago, a Unesco natural heritage site, was labeled "in danger" by the international body. The number of invasive insects arriving on the islands, presumably with the influx of people, has increased "exponentially," Parker said.
 
Recently introduced quarantines, which fumigate incoming passenger planes and the supplies of researchers headed for uninhabited islands, are encouraging to experts but not comprehensive. For example, there are no controls on private boats, and cargo ships are not treated the same as commercial tour ships.
 
Researchers do not yet know if the Plasmodium species in the penguins is a threat. The birds seem healthy. That could be because that particular Plasmodium species does not cause malaria. Or the parasite could be biding its time, waiting to proliferate in the penguins during periods of stress, like a food shortage, other disease or the rainy El Niño, which causes insect populations to explode.
 
Researchers are trying to determine what sort of mosquito is transmitting the parasite to penguins. In Hawaii, the culprit was Culex quinquefasciatus, a species of mosquito that arrived in the Galápagos in the mid-1980s.
 
The other possibility is Ochlerotatus taeniorhynchus, a mosquito that may be native to the archipelago. This species can also carry the parasite that causes malaria. Park managers would like to eradicate the guilty mosquito, and that may be possible with Culex because it needs fresh water to breed, a limited resource during the dry season. Ochlerotatus breeds in brackish water, however, which is found all over the islands, so eradication would be difficult.
 
Additionally, if the mosquito is native, it would be protected, said Dr. Virna Cedeño, director of the Fabricio Valverde Laboratory in the Galápagos. "It may not be as nice as a penguin," Cedeño said.
 
"But it would be a species to protect nevertheless."
 

Semarakkan HUT RI, PSK Kumpulkan Kondom Bekas

Waskito Andiyono - detikSurabaya
 
Opera PSK/Waskito A
Madiun - Semarak HUT RI ke-63 Kompleks Lokalisasi Wisma Harapan Wanita Gude di RT II Desa Teguhan Kecamatan Jiwan Madiun masih meriah.
 
Terbukti, digelar lomba kumpulkan bungkus kondom terbanyak yang dihibur sebuah opera. Tiap PSK akan diberi 1 kupon undian yang berhadiah teve dan lemari es. Dan ditukar dengan 10 bungkus aluminium kondom yang selesai dipakai melayani tamunya.

Selama acara berlangsung, dari 150-an PSK yang ada di Jiwan, PSK berinisial T (24) berhasil mengumpulkan mengumpulkan 250 bungkus kondom selama 2 bulan terakhir. Hal itu dilakukan mulai bulan Juni hingga Agustus ini.

"Ya senang ding dapat kupon terbanyak. Karena saya paling laris dong," jelas T dengan tertawa terbahak-bahak saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi, Minggu (24/08/08).

Sementara secara terpisah Ketua LSM Bambu Nusantara, Andreanus menjelaskan, tujuan undian dengan menukar kupon dengan kondom yakni meningkatkan kesadaran para PSK agar menggunakan kondom saat melayani tamunya.

"Gagasan ini kita buat semata-mata untuk sosialisasi penggunaan kondom 100% di Lokalisasi Gude dalam menekan penyebaran HIV/AIDS di Madiun," kata Andre kepada detiksurabaya.com.

Andre menambahkan semenjak adanya pengumuman undian hadiah pengumpulan bungkus kondom, jumlah pemakai kondom di lokalisasi Gude mulai meningkat dan dalam 2 bulan terakhir telah terpakai 11 tibu kondom terhitung mulai bulan Juni hingga Agustus ini.

Dari pantauan detiksurabaya.com, acara tersebut diawali dengan opera tentang pewayangan Ande-Ande Lumut. Dalam kesempatan itu Ande-Ande Lumut memilih Klenting Kuning lantaran memberikan kondom. Sedangkan klenting lainnya tak memberikan kondom saat berhubungan seks.

(fat/fat)
http://surabaya.detik.com/read/2008/08/24/175018/993615/475/semarakkan-hut-ri-psk-kumpulkan-kondom-bekas

Darmin Nasution : Jangan Takut Dijebak Aparat Pajak

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Modernisasi administrasi seperti e-filing dan e-payment, serta pembentukan kantor modern, dilakukan untuk menggenjot rasio penerimaan pajak yang kini berada pada kisaran 13%. Hasil perbaikan ini memang cukup terasa. Tahun ini, penerimaan pajak meningkat dari lima tahun sebelumnya.

Namun, di sisi lain, kasus-kasus penggelapan pajak juga masih saja terjadi. Stigma miring terhadap pajak dan aparat pajak yang kerap memeras wajib pajak masih pula terdengar. Untuk mengatasi persoalan ini, Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution mengaku sudah memperketat sistem pengawasan terhadap aparat pajak. "Kalau ada yang menyimpang, segera laporkan!" kata Darmin.

Meski begitu, terhadap wajib pajak, pria kelahiran Tapanuli, Sumatera Utara, 21 Desember 1949, itu mengaku akan lebih mengedepankan cara-cara persuasif agar wajib pajak tak takut melaporkan pajaknya. Berikut petikan wawancara Anthony Djafar dan pewarta foto Wisnu Prabowo dari Gatra dengan Darmin Nasution di ruang kerjanya, lantai III Gedung Dirjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa pekan lalu.

Perbaikan apa saja yang tengah dilakukan Ditjen Pajak untuk menggenjot pendapatan dari pajak?

Kami tengah melakukan perombakan kebijakan pajak, seperti amandemen Undang-Undang (UU) Pajak. Salah satunya adalah soal keseimbangan antara hak dan kewajiban petugas pajak dengan wajib pajak. Kami juga melakukan percepatan modernisasi administrasi perpajakan, perombakan organisasi, perbaikan metode kerja, peralatan bekerja, perbaikan gaji dan sumber daya manusia.

Semua itu dilakukan untuk menghilangkan kesan-kesan yang bersifat negatif, juga memperbaiki iklim usaha, khususnya dalam hal perpajakan. Kami juga melakukan intensifikasi, seperti menyusun profil wajib pajak untuk mengetahui apakah mereka patuh bayar pajak atau belum. Pimpinan Ditjen Pajak pun punya alat untuk memonitor cara kerja aparat pajak di lapangan. Dengan adanya profiling itu, kami bisa mengukur apakah kinerja aparat pajak sudah optimal atau belum.

Kini Ditjen Pajak menerapkan sunset policy. Kenapa baru sekarang digencarkan, apa karena wajib pajak sudah terlalu banyak yang membandel?

Penerapan sunset policy ini lebih banyak menyangkut masa lalu, bukan masa depan. Wajib pajak yang membetulkan pembayaran pajaknya cukup membayar pokoknya. Sanksi ataupun dendanya tidak dikenakan. Pemberlakuan itu, bagi wajib pajak yang terdata pajaknya tahun 2007 diberi kesempatan hingga Desember 2008.

Sedangkan wajib pajak baru masih dibolehkan sampai Maret 2009. Jadi, kami tidak mempersoalkan pajak lain, hanya pajak penghasilan. Bagi mereka yang belum jadi wajib pajak tapi sudah memenuhi syarat, silakan menguruskan NPWP, mengajukan SPT. Semuanya itu kami beri fasilitas agar nanti tidak diperiksa lagi laporan pajaknya. Jangan ada kesan, apabila melapor, justru diperiksa. Itu tidak akan terjadi. Kami jamin.

Kenapa tidak sekalian tax amnesty atau pengampunan pajak?

Kalau namanya pengampunan, itu bukan cuma urusan sanksi denda yang diampuni, tarifnya juga lebih rendah. Tax amnesty itu lebih besar prioritasnya dibandingkan dengan sunset policy. Cuma, untuk mempersiapkan tax amnesty itu, harus dibuat undang-undang tersendiri. Itu akan jadi perdebatan panjang. Bisa saja nantinya muncul pandangan, bagaimana kalau orang yang mengakui hartanya, apakah dapat dibebaskan atau dipidana pajak saja? Bagaimana dengan uang hasil korupsi atau money laundering?

Kenapa sunset policy hanya menyangkut pajak penghasilan (PPh), bukan pajak lainnya?

Karena pajak penghasilan itu ditanggung sendiri oleh si wajib pajak, bukan yang lain. Beda dengan PPN (pajak pertambahan nilai), misalnya. Itu melibatkan orang lain. Sunset policy tujuannya penyederhanaan, agar orang mau membuka diri menyampaikan informasi apa adanya. Nah, dengan begitu, berarti sistem informasi sudah berjalan dengan benar.

Ada yang menganggap, penerapan ini justru menjebak wajib pajak. Artinya, lebih baik menyimpan duitnya di bawah bantal ketimbang melaporkan SPT pajaknya?

Ya, bisa saja anggapan itu benar. Tapi perlu diingat bahwa Ditjen Pajak punya sistem data yang makin canggih. Jauh sebelum penerapan sunset policy ini, kami mempersiapkan kelengkapan teknologinya. Makanya, lebih baik jujur saja atau mending mengaku sekarang dan segera membetulkan surat pemberitahuan pajak (SPT)-nya. Kalau ternyata tidak dibetulkan dan sudah diberikan kesempatan itu, wajib pajak sendiri yang repot nantinya.

Bukankah ini dapat melahirkan kolusi baru antara aparat pajak dan wajib pajak?

Kalau soal kongkalikong, tanpa sunset policy juga bisa dilakukan. Kami melaksanakan sunset policy setelah modernisasi administrasi perpajakan dilakukan. Aparat kami sudah siap. Metode kerjanya diawasi. Aparat kerja kami sudah menandatangani kode etik. Memang belum 100% ideal, tetapi sudah ada perbaikan. Kami percaya, aparat kami akan jauh lebih baik. Wajib pajak jangan khawatir aparat pajak menjebak ataupun terjadi kolusi karena mereka dimonitor.

Kalaupun ada yang macam-macam, silakan laporkan, karena tidak ada jaminan aparat pajak yang jumlahnya 32.000 itu bersih semua. Nah, kalau ada yang menyimpang, tolong segera dilaporkan supaya kita luruskan. Kalau tidak bisa, kita pidanakan.

Bagaimana menyelesaikan wajib pajak yang bertindak nakal?

Mereka yang nakal sudah cukup banyak disidik dan diproses di pengadilan, walaupun belum cukup besar. Mereka yang ketahuan merancang kebohongan, memanipulasi data, akan kami periksa. Makanya, kami ingatkan, jangan berani manipulasi. Kalau masih bisa diselesaikan dengan baik-baik, kenapa mesti menyidik. Tapi, jika membandel, ya, kami periksa. Kalau perlu, kami sidik.

Penduduk Indonesia 200 juta lebih, tapi kenapa wajib pajaknya hanya di kisaran 6 juta?

Sekarang ini memang lebih kurang 6 juta wajib pajak. Kami memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia 220 juta, terdiri dari 55 juta keluarga. Idealnya, 27 juta yang punya NPWP. Kelihatannya tidak bisa digenjot lagi karena penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang pribadi (OP) kita sangat tinggi. Sudah dinaikkan 15,84 juta setahun. Jika besarnya PTKP dibandingkan dengan pendapatan per kapita yang mencapai 72,9%, ini sangat tinggi ketimbang negara lain, seperti Filipina 13,8%, Malaysia 17,78%, dan Cina 5,7%. Nah, kalau ingin ditambah, susah. Kita lihatlah dua-tiga bulan ini, baru bisa kita bicara lagi.

Negara maju lebih mengedepankan pungutan pajak, apakah arah kita juga demikian?

Langkah yang kita lakukan ini sudah makin mendekati apa yang dicapai negara maju. Memang, pada saat ini belum sekaligus sama. Kendalanya, kita sudah terbiasa berusaha menghidari bayar pajak. Malah ada yang berusaha bayar pajak semurah-murahnya. Nah, mengubah budaya seperti ini sulit dan perlu waktu. Tapi, kita berharap, jangan lama-lama mengubahnya.

Selama ini, banyak orang enggan membayar pajak karena hasilnya tetap saja dianggap kecil. Komentar Anda?

Lima tahun lalu, penerimaan pajak paling naiknya rata-rata 18% setahun. Sampai Juni lalu, pendapat pajak naik 50%. Memang ada anggapan bahwa penerimaan pajak itu sudah jumlahnya sedikit, dikorupsi lagi. Tapi ingat, uang dari wajib pajak tidak pernah disimpan di kantor pajak, melainkan di Bank Indonesia lewat kas negara.

Yang mampir di kantor pajak itu hanya laporan sudah bayar pajak atau belum. Pada saat ini, jumlah wajib pajak sudah bagus, walaupun masih bisa diperbaiki agar lebih bagus. Sesuai dengan rencana APBN, nilai pajak sebesar Rp 534 trilyun. Harapan kami, mencapai kira-kira Rp 550 trilyun. Jika dihitung 360 hari selama setahun, berarti jumlah penerimaan pajak setiap hari sekitar Rp 1,5 trilyun. Jadi, salah jika ada anggapan masyarakat bahwa seolah-olah penerimaan pajak kecil.

[Laporan Utama, Gatra Nomor 39 Beredar Kamis, 7 Agustus 2008]
http://gatra.com/artikel.php?id=117406

Penggusuran Taman BMW, Hadiah Agustusan Terburuk

Ari Saputra - detikNews
 
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Hawa pagi belum sepenuhnya pergi saat jarum jam menunjuk pukul 05.30 WIB. Suharti (45) masih memicingkan mata untuk beraktifitas sehari-hari, menjadi buruh mencuci. Hanya saja, ada yang tidak biasa diluar rumah gubugnya itu. Ribuan petugas Satpol PP dan polisi menyeruak dari truk-truk yang mengangkut mereka, bersenjatakan tameng dan pentungan lengkap.
 
"Saya sudah menduga kami akan digusur. Tapi kok sepagi ini," kata Suharti dilokasi penggusuran pemukiman liarnya, Taman BMW (Bersih, Manusiawi dan Berwibawa), Jl RE Marthadinata, Jakarta Utara, Minggu (24/8/2008).
 
Bagi Suharti, menghentikan derap sepatu boot itu hanya mimpi. Tubuhnya yang kecil dan tenaganya yang tidak seberapa, memaksa Suharti hanya mampu menangisi rumahnya yang mulai digusur.
 
"Seminggu lalu, warga masih sempat merayakan tujuhbelasan (HUT RI ke-63) dengan ramai. Ada lomba-lomba. Lomba makan kerupuk dan sebagainya. Pokoknya semua senang," kenang Suharti membandingkan suasana kontras hari ini dengan seminggu lalu.
 
Benar saja. Penggusuran itu pun tidak tertahankan. Dengan bantuan buldozer dan ribuan aparat, warga dibuat tunduk tertindas. Puluhan laki-laki yang mencoba bertahan dengan memblokir jalan hingga melempari batu ke arah petugas, sia-sia saja.
 
Bruk…rumah-rumah itu pun tercabik-cabik. Termasuk musholla, TK dan fasilitas bermain yang telah dibangun lima tahun lalu itu.
 
"Benar-benar hadian kemerdekaan paling jelek," sesal Suharti dengan bahasa Jawanya yang medok.
 
(Ari/yid)
 

Bintang Porno Dapat Izin Pawai dari Hakim

Wellington, (ANTARA News) - Suatu rencana pawai bintang porno tanpa busana bagian atas mendapat izin dari pengadilan untuk berlangsung di Auckland, kota terbesar di Selandia Baru.
 
Reuters mengutip media setempat yang awal pekan ini melaporkan bahwa pengadilan telah menolak permintaan Dewan Kota Auckland untuk mengeluarkan perintah penghentian rencana parade "Boobs on Bikes".
 
Pawai bintang-bintang porno yang memamerkan payudara itu melintasi suatu jalan utama di Auckland dengan menggunakan sepeda motor.
 
Dewan Kota Auckland beralasan kegiatan itu melanggar peraturan daerah tentang larangan kegiatan yang mengganggu masyarakat.
 
Namun, hakim Nicola Mathers berpendapat lain.Penggugat boleh saja menganggap kegiatan itu mengganggu atau murahan, tapi kenyataannya, tahun lalu 80 ribu orang berkumpul untuk melakukan kegiatan serupa. Hakim menganggap fakta itu berarti ada sejumlah besar orang yang tidak sepakat dengan para pengecam.
 
Parade di Queens Street itu menampilkan para bintang porno lokal maupun internasional yang mengenakan pernak pernik dari kulit.
 
Kegiatan itu adalah bagian dari suatu pameran bernama "Erotica Expo"yang diselenggarakan bintang porno Steve Crow.
 
(*)
COPYRIGHT © 2008

Semangat Pionir

Dari mana datangnya bisnis? Sebagian pengusaha yang saya interviu mengatakan dari ide. Sisanya mengatakan dari peluang. Barangkali keduanya benar dan sama-sama jawaban yang sehat. Mestinya begitu. Tapi seorang pejabat mengeluh, kadangkala konsep itu diselewengkan. Ia memberikan contoh tentang kolega, saudara, atau famili pejabat yang mendirikan perusahaan untuk jadi supplier departemen, semata-mata untuk memanfaatkan koneksi pejabat tersebut.

Saya tertawa mendengarnya. Juga tentang perlakuan sementara orang mengklasifikasikan bisnis unit usaha kecil menengah (UKM) identik dengan bisnis-bisnis makanan dan cenderamata atau kerajinan. Nah, kalau demikian, yang protes justru seorang pejabat juga. Beliau bilang, kita ini nggak kreatif! Masak, kalau pameran UKM, yang dipamerkan selalu melulu makanan, cenderamata, dan kerajinan. Aslinya kan tidak hanya itu. Banyak bidang lain yang juga tergolong UKM. Karena itu, beliau mengkritik, "Masak sih, kita nggak kreatif, nggak punya semangat pionir?"

Pernah sekali saya berbincang dengan seorang periset industri pertanian. Menurut beliau, kita punya hasil riset yang banyak sekali dan bagus-bagus. Lalu, kenapa hasil riset itu tidak pernah bisa dikomersialkan? Jawabannya sangat sederhana. Konon, para periset kebanyakan bercokol di penelitian dan pengembangan (litbang) milik pemerintah atau universitas. Sistem kerjanya adalah gaji saja. Tidak ada, misalnya, konsep alokasi "grant" atau dana riset yang jumlahnya besar, sehingga mereka termotivasi dan memiliki semangat pionir untuk masuk dan meneliti sesuatu yang sangat inovatif.

Meski terlihat stagnan, para peneliti itu sebenarnya berhasil juga melahirkan aplikasi temuan yang bagus-bagus. Sayang, temuan-temuan itu tidak bisa dijual secara komersial. Semata karena, kalau dijual ke swasta, sang peneliti tidak mendapatkan royalti yang bagus sehingga hidupnya sejahtera. Akibatnya, euforia "eureka" persis yang dialami Archimedes tidak pernah mereka rasakan. Jadi, jangan salahkan kalau semangat pionir mereka kadang-kadang rada memble, karena memang jumlah insentif yang seharusnya menjadi motivasi mereka sangat kecil.

Salah satu peneliti senior yang sudah 30 tahun bekerja di litbang dan hampir pensiun mengatakan kepada saya, "Seringkali saya gemas membayangkan potensi yang bisa kita capai dengan kekayaan sumber daya yang kita miliki. Tetapi kurangnya dana dan insentif seringkali mematikan rasa penasaran kita untuk menyelidik dan menjadi pionir. Yang juga bikin saya kesal, hasil riset selama bertahun-tahun cuma bertahan menjadi sukses laboratorium, tidak pernah menjelma menjadi sukses komersial. Kita butuh pihak swasta yang berjiwa entrepreneur untuk menjadi bapak angkat dan mewujudkan kerja pionir itu menjadi sukses besar. Kalau itu terjadi, mungkin akan menjadi terobosan yang mengangkat semangat kita di kemudian hari."

Salah satu kasus yang menarik barangkali adalah xanthones, zat aktif yang kini disebut "super-anti-oksidan". Xanthones banyak sekali ditemukan pada buah manggis, dan konon ada 30 macam xanthones yang berbeda. Sejak dahulu, hampir semua litbang dan universitas di ASEAN tahu tentang xanthones dan banyak riset tentang zat aktif ini. Jadi, ini bukan barang baru.

Hebatnya, xanthones memiliki sejumlah keajaiban, yakni mampu memperbaiki sistem imunitas badan manusia, yang bermanfaat melawan alergi, infeksi, dan mengurangi level kolesterol. Secara tradisional, konon manggis memang kerap digunakan untuk bahan ramuan obat berbagai penyakit kulit dan perut. Hebatnya pula, xanthones tahan panas, sehingga tidak mudah rusak ketika diproses. Walaupun di ASEAN xanthones dikenal hampir di tiap dapur litbang pertanian, selama bertahun-tahun produk ini tidak pernah dijadikan produk yang secara komersial sukses.

Garry Hollister adalah CEO Enrich International, perusahaan yang bergerak di bidang nutrisi. Semangat pionir Garry kemudian mengahasilkan Xango, yakni minuman super-juice dari manggis yang kaya anti-oksidan. Garry berpartner dengan Wild Flower, perusahaan yang bermarkas di Heidelberg, Jerman. Perusahaan ini memiliki 200 ilmuwan serta kebun komersial di 13 negara dan memang khusus bergerak di bidang minuman kesehatan.

Kini Xango didistribusikan ke lebih dari 23 negara, dengan penjualan fenomenal ratusan juta dolar. Kalau dipikir-pikir, Indonesia sebagai salah satu penghasil manggis terbesar di ASEAN yang sudah mengekspor buah manggis ke Singapura dan negara-negara lainnya mestinya memiliki peluang yang sama dengan Xango. Tetapi barangkali juga kombinasinya tidak pernah pas.

Di satu pihak, kita punya pusat litbang di mana-mana. Di pihak lain, kita tidak memiliki entrepreneur yang selalu datang dengan ide gila, edan, dan nyeleneh, yang punya semangat pionir menggebu-gebu. Mungkinkah ini rahasia kombinasi yang kita cari? Barangkali semangat pionir itu sudah ada, yang kurang adalah jembatan yang bisa menyatukan keduanya.

Kafi Kurnia
[Kolom, Gatra Edisi Khusus Beredar Kamis, 14 Agustus 2008]
http://gatra.com/artikel.php?id=117671

Industri Otomotif AS Menjerit

Washington (ANTARA News) - Beberapa perusahaan otomotif AS mengimbau Kongres AS untuk menyetujui bantuan kredit lunak hingga 50 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk memodernisasi pabrik perakitan dan menciptakan kendaraan hemat energi.

Kalangan industri otomotif mengatakan, bantuan kredit, yang besarnya dua kali lipat dari pembiayaan sektor energi yang telah disetujui tahun lalu, harus menjadi prioritas utama ketika Kongres menyelesaikan masa reses nya bulan depan karena menurunnya laba perusahaan-perusahaan otomotif yang berbasis di Detroit serta semakin ketatnya pasar kredit.

"Kecemasan dan desakan perusahaan-perusahaan di Detroit meningkat pada bulan lalu serta memuncak saat mereka bertemu untuk membahas kebutuhan pembiayaan mereka," kata perwakilan dari salah satu serikat pekerja, Alan Reuther.

Kongres sendiri pada tahun lalu telah menyepakati kredit murah senilai 25 miliar dolar AS bagi sektor energi, namun tidak demikian dengan sektor otomotif.

Pinjaman itu akan diharapkan akan menutupi 30 persen kebutuhan perbaikan fasilitas untuk membangun kendaraan hybrid, dan elektrik, serta alternatif lainnya.

Para pengusaha otomotif di Detroit dipaksa bekerja keras tahun ini akibat ekonomi yang memburuk dan keengganan konsumer membeli kendaraan karena harga BBM yang mahal. Raksasa otomotif, General Motors Corp. mengumumkan kerugian pada triwulan kedua sebesar 15,5 miliar dolar AS, sedangkan Ford Motor Co. merugi 8,7 miliar dolar AS.

Kalangan industri berpendapat, jika disetujui, maka kredit itu bukan merupakan "bailout", tapi paling tidak setara dengan bantuan yang diberikan kepada bank-bank investasi di Wall Street dan perusahaan-perusahaan pembiayaan yang tengah kesulitan pembiayaan. Mereka juga menyebutkan, adanya ancaman puluhan miliar dolar AS yang bakal mereka hadapi sebagaimana dalam peraturan BBM terbaru.

"Kami tidak melihatnya sebagai `bailout`. Kami melihatnya sebagai bantuan pemerintah membantu perbaikan terkait dengan produksi kendaraan berteknologi tinggi," kata Reuther.

Dalam usulan yang telah disampaikan, bantuan tersebut diharapkan dapat menggunakan skema 25 miliar dolar AS pada tahun pertama, 15 miliar dolar AS pada tahun kedua, dan 10 miliar dolar AS pada tahun terakhir.

Dengan bantuan sebesar itu, Kongres AS harus menyiapkan 7,5 miliar dolar AS sebagai cadangan jika kredit tersebut macet, demikian AP.
 
(*)
COPYRIGHT © 2008

Fadel Muhammad Kecewa Golkar Coret Namanya

TEMPO Interaktif, Jakarta: Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad mengaku kecewa dengan pencoretan namanya dari daftar calon legislator sementara partai Golkar. Fadel menilai pencoretan itu tak beralasan.
 
"Saya kecewa pada oknum-oknum di DPP (Dewan Pengurus Pusat)," katanya usai menghadiri sidang paripurna Dewan Pewakilan Daerah di gedung DPR, Jumat (22/08). Fadel mengaku tak tahu pasti alasan pencoretan namanya. Fadel mengaku telah bertemu dua kali dengan Ketua Umum DPP Golkar Jusuf Kalla. Namun pada 18 Agustus lalu ia mendengar namanya dicoret dari daftar calon. "Alasannya, harus ada Keppres," kata Fadel yang juga menjabat sebagai gubernu Gorontalo sejak Desember 2001.
 
Padahal ia mengaku telah memenuhi syarat. Kekecewaan Fadel bertambah ketika sejumlah pihak di DPP mempersilahkan partai lain yang ingin merekrut dirinya. Golkar, kata Fadel, tak menghargai kerja kerasnya. "Saya memenangkan hampir 80 persen pemilihan kepala daera di Gorontalo," katanya.
 
Ia menduga pencoretan namanya dari daftar calon karena ada yang menyebut dirinya bakal maju dalam bursa pemilihan presiden dan wakil presiden. Padahal, kata Fadel, dirinya sama sekali tak berniat maju. "Baru jadi caleg (calon legislator) saja sudah dicoret, apalagi mau kesana," katanya. Selain itu, kedekatannya dengan mantan Ketua Umum DPP Golkar Akbar Tandjung juga diduga menjadi sebab pencoretan namanya.
 
Meski dicoret Fadel memastikan dirinya tidak akan pindah ke partai lain. Ia bahkan akan tetap berkampanye untuk Golkar dalam pemilihan 2009. "Saya tak akan lompat pagar, saya bersabar di dalam pagar," katanya.
 
Dwi Riyanto Agustiar

Terlantar 3 Hari, 30 Tamu Presiden Akan Lapor Polisi

Ari Saputra - detikNews
 
 
Jakarta - 30 orang penari asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terlantar selama 3 hari setelah menari di depan Presiden SBY pada peringatan HUT ke-63 RI akan lapor polisi. Mereka berharap ada orang yang bisa segera menolong memulangkan ke daerah.
 
"Mereka berharap ada instansi yang terketuk untuk memulangkan mereka ke daerah," kata Suparman, Ketua RT RT 10/04 Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (22/8/2008). Suparman menampung para penari itu di rumahnya setelah terlunta-lunta tidak bisa pulang.
 
Para penari yang unjuk kebolehan pada Selasa (19/8/2008) lalu di depan Istana Presiden tidak bisa pulang ke daerah karena uang penginapan dan biaya pesawat mereka dibawa kabur oleh manajer keuangan dan pimpinan rombongan penari tersebut.
 
Penari yang yang masih usia SMA ini akan segera lapor polisi. Mereka akan melaporkan Ketua rombongan kesenian ini Kadis P dan K Kabupaten Lembata, NTT, Martin Didi Lejak yang menjadi manajer keuangan dan pimpinan kelompok tari Madjid Lamahoda yang menggondol uang mereka.
 
"Ya saya dengan mereka akan mempolisikan yang membawa kabur uang itu," pungkas Suparman.
 
(Ari/iy)
 

Dapatkan informasi terkini, terupdate, berimbang dan bertanggung jawab dari seluruh informasi di Indonesia di blogspot :
http://newspaperindonesia.blogspot.com

Bayi 600 Gram Batal Dikubur Karena Hidup Kembali

Jerusalem,(ANTARA News) - Satu bayi perempuan yang sudah dinyatakan meninggal oleh para dokter, "bangkit dari kematian" setelah berjam-jam disimpan di lemari pendingin kamar mayat.
 
Sebagaimana dilaporkan Reuters, kejadian tersebut berlangsung pada awal pekan ini di Israel. Bayi perempuan itu saat lahir beratnya hanya 600 gram dan sudah disimpan lima jam di lemari pendingin. Saat orang tua sang bayi membawa dia untuk dimakamkan, tiba-tiba mereka merasa si "jenazah" bergerak-gerak.
 
"Kami lalu membuka kainnya dan menyaksikan dia bergerak-gerak. Awalnya kami tidak percaya, tapi dia kemudian memegangi tangan ibu saya lalu membuka mulut," kata ibu bayi itu, Faiza Magdoub (26).
 
Beberapa jam sebelumnya, para dokter di rumah sakit Western Galilee, Israel Utara, menyatakan bayi yang baru 23 pekan di kandungan itu meninggal setelah terpaksa dikeluarkan. Para dokter memutuskan untuk mengeluarkan bayi itu karena ibunya mengalami pendarahan.
 
"Kami tidak bisa menjelaskan hal ini, dan saat sesuatu tidak bisa dijelaskan secara medis, kami menyebutnya keajaiban. Mungkin inilah yang terjadi," kata wakil direktur rumah sakit tersebut, Moshe Daniel.
 
Bayi tersebut kemudian dibawa ke ruang perawatan intensif untuk bayi, namun para dokter belum dapat memastikan apakah perempuan mungil itu dapat selamat untuk seterusnya.
 
Seorang profesor ahli penyakit dalam, Motti Ravid, kepada stasiun televisi Channel 10 menyatakan suhu rendah di laci pendingin telah memperlambat metabolisme bayi dan hal itu bisa jadi yang menyelamatkan hidupnya.
 
(*)
COPYRIGHT © 2008
 

Berhentikan 116 Orang Karyawannya, Ramai Mall Lecehkan Dewan

FIRSTANTO DIDIK A/BERNAS JOGJA
KORBAN PHK -- Anggota Serikat Buruh Ramai Independen (SBRI) yang menjadi korban PHK manajemen Ramai Mall, mendatangi Gedung DPRD Kota Yogyakarta untuk meminta dewan memperjuangkan keadilan bagi mereka, Rabu (20/8).
 
JOGJA -- Komisi III DPRD Kota Yogyakarta menilai PT Ramai Putera Sejahtera (Ramai Mall) telah melecehkan DPRD Kota Yogyakarta dengan melakukan PHK terhadap 116 orang karyawannya. PHK diduga merupakan buntut perselisihan antara Ramai Mall dengan karyawannya yang bergabung dalam Serikat Buruh Ramai Independen (SBRI).
 
Penilaian tersebut dilontarkan Ketua Komisi III DPRD Kota Yogyakarta, Suhartono saat bertemu perwakilan SBRI di Gedung DPRD Kota Yogyakarta, Rabu (20/8). Pertemuan dihadiri pula Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Arif Noor Hartanto dan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Kota Yogyakarta, Widorisnomo.
 
Perselisihan Ramai Mall dengan karyawannya sudah berlangsung cukup lama. Kedua pihak sudah bertemu untuk menyelesaikan persoalan dengan mediator Dinas Nakertrans Kota Yogyakarta. Sekitar 1 bulan lalu, Manajemen Ramai Mall maupun SBRI secara terpisah juga sudah bertemu dengan dewan.
 
Berkaitan dengan perkembangan terbaru berupa PHK, Suhartono mengutarakan, Komisi III mendesak pimpinan dewan untuk mengirim rekomendasi resmi dewan kepada walikota. Isi rekomendasi berupa permintaan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengusut kasus tersebut hingga tuntas. Selain itu, dia juga berpesan kepada Dinas Nakertrans untuk membela kepentingan buruh. Pesan itu langsung diiyakan Widorisnomo.
 
"Dalam pertemuan dengan Ramai Putera Sejahtera kami sudah merekomendasikan agar persoalan ini diselesaikan baik-baik dan jangan sampai terjadi PHK. Tetapi kenyataannya seperti ini. Itu berarti Ramai telah telah melecehkan dewan," tegasnya.
 
Sekretaris Komisi III, Herman Dodi Isdarmadi menyampaikan, terdapat 5 butir rekomendasi sebagai hasil pertemuan Komisi III dengan manajemen Ramai Mall. Yakni meminta Dinas Nakertrans melakukan mediasi, hak-hak normatif buruh harus dipenuhi, jangan sampai terjadi PHK, persoalan diselesaikan melalui musyawarah, dan meminta Dinas Nakertrans memberikan laporan perkembangan kasus.
 
"Kami sangat nggak suka dengan arogansi manajemen Ramai. Persoalan ini harus diselesaikan secara adil. Adil di sini adalah adil yang afirmatif, jadi nggak perlu membela yang kuat," ujarnya.
 
Dia juga mengajak seluruh fraksi melalui perwakilannya di Komisi III untuk meminta pimpinan dewan membentuk Pansus Ramai Mall, apabila persoalan tersebut tidak bisa segera diselesaikan dengan keberpihakan terhadap para karyawan. Ajakan tersebut yakin bakal terlaksana dengan melihat Pansus Lumpur Lapindo di DPR.
 
Wakil Ketua II DPRD Kota Yogyakarta, Dwi Budi Utomo menandaskan, Komisi III bulat mendukung usulan rekomendasi kepada walikota. Karena di dalam Komisi III terdapat perwakilan seluruh fraksi, hal tersebut bisa diartikan dewan juga mendukung. Untuk itu, Pimpinan Dewan langsung menggelar rapat agar rekomendasi kepada walikota segera disusun dan dikirim.
 
Sedangkan koordinator aksi SBRI, Anton meminta agar proses penyelesaian jangan sampai memakan waktu lama. Sebab para pekerja yang terkena PHK membutuhkan pekerjaan untuk bisa membiaya hidup sehari-hari.
 
(fir)

Perempuan Kelaparan Fashion

TEMPO Interaktif, :
LONDON-Jutaan perempuan ternyata lebih senang menghabiskan uang mereka untuk berbelanja fashion ketimbang makanan dan lainnya. Demikian sebuah survei terbaru yang dilansir Daily Mail, Selasa (19/8) lalu.
 
Para periset mengklaim bahwa 'fashiorexia' telah membekap populasi perempuan sebesar 32 persen dari perempuan di Inggris terpaksa menderita kelaparan fashion, dan separuh penduduk perempuan menghabiskan uang lebih banyak untuk keperluan baju-baju dan aksesoris setiap bulan dibanding mereka belanjakan untuk makanan.
 
Menurut survei yang digelar MyCelebrityFashion itu, 18 persen para gadis pecinta mode menghabiskan lebih dari separuh upah mereka untuk aneka busana, sepatu dan aksesori. Yang mencemaskan, lebih dari 28 persen mereka adalah berusia 18-25 tahun.
 
Mungkin saja 'diet' tak langsung itu membuat mereka tampak tetap ceking. Namun, apakah ini 'berkah'. Tentu tidak, karena kesehatan tubuh malah dipertaruhkan. Bagaimana dengan Anda?
 
Dwi Arjanto

Warga Bojonegoro dan Tuban Mulai Konsumsi Nasi Aking

TEMPO Interaktif, BOJONEGORO:Nasi aking, atau kerak nasi yang kemudian dimasak dan dikeringkan kembali, laris dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
 
Di pasar Besar Bojonegoro dan pasar Banjarejo, nasi aking dijual Rp 1.700 hingga Rp 1.800 perkilogram. Penjualan nasi aking terjadi bersamaan dengan tibanya musim kering. ''Maklum, harganya lebih murah dari beras,'' kata Mutiah, salah seorang pedagang beras di pasar Bojonegoro, Selasa siang (13/8). Dalam sehari terjual 60 hingga 70 kilogram.
 
Pedagang membeli kerak nasi dari pengepul yang mengumpulkannya dari warga. Harga jual dari penegepul Rp 1.000 hingga Rp 1.200 perkilogram. Tidak hanya kerak yang dikumpulkan, tapi juga nasi-nasi sisa, bahkan nasi busuk yang telah dipenuhi jamur.
 
Selain nasi aking, juga laris penjualan gaplek, sebagai pengganti beras, jagung, maupun beras murah untuk kelompok miskin (raskin). Pedagang mendapatkan gaplek dari petani di Bojonegoro bagian selatan, seperti Kecamatan Bubulan, Temayang, Turi, Gondang dan Tambakrejo.
 
Nasi aking juga diminati masyarakat di Tuban. Di pasar Rengel dan pasar Soko, nasi aking juga menjadi alternative pengganti beras. Harganya tidak jauh berbeda dengan di Bojonegoro, rata-rata Rp 1.800 perkilogram. Selain nasi aking, warga juga mulai mencampur beras dengan jaung. ''Beli nasi aking atau beras campur jagung untuk mengirit biaya hidup,'' kata Rumaji, warga Soko, Tuban.
 
Namun, Kepala Badan Ketahanan Pangan Bojonegoro, Andreas Wahyono, mengatakan stok pangan di daerah itu mencukupi hingga April 2009. Ia merinci dari total produksi gabah kering panen 650 ribu ton pertahun, atau setara dengan 350 ribu ton beras, hanya sekitar 120 ribu ton yang dikonsumsi masyarakat. Sisanya, sebanyak 230 ribu ton masuk kategori angka surplus. Tapi, Andreas tidak memungkiri bahwa saat ini terjadi penurunan daya beli di masyarakat.
 
Secara geografis di Bojonegoro terdapat 18 kecamatan dari 27 kecamatan di daerah itu, yang masuk kawasan kering. Sawahnya merupakan sawah tadah hujan. Pada saat musim kering tiba, masyarakatnya mencari ranting kayu di hutan untuk tambahan biaya hidup, sehingga berdampak pada daya beli masyarakat. ''Masyarakat lalu mengkonsumsi apa adanya, termasuk nasi aking, gaplek, jagung dan sejenisnya,'' katanya.
 
Sujatmiko

Sony unveils wireless keypad for PS3

For PlayStation 3 fans who want to do more than mash buttons when playing games on the console, Sony is introducing a wireless keypad that can be attached to the system's controller for typing and web browsing.
 
The Bluetooth-enabled keypad, available in November, is intended to make it easier to chat during multiplayer games. Currently players talk to each other over headsets with microphones. Gamers tired of hearing inane banter from their peers may welcome the ability to put down their earpieces and communicate through typing instead.
 
Another feature is a button on the keypad that will let users turn it into a touch pad and use the entire surface as a mouse by sliding their finger over the surface. This, Sony says, will make it easier to browse the web using the console.
 
It includes two shortcut buttons, a Communication Button and a Message Box Button, on the lower part of the Wireless Keypad, enabling users to jump to pre-set features on XMB (XrossMediaBar) during game play.
 
There is already a wireless "ThumbPad" available for the PS3 from Mad Catz, but this is a first from Sony itself. Sony has not yet announced a price.
 
Sony's gaming arm also said at a gaming convention in Leipzig, Germany, that it has updated its PlayStation Portable system. The enhanced PSP will feature a new LCD screen with a wider gamut of colours, antireflection technology and a built-in microphone that was not available on previous systems. Players can use the microphone to make Skype calls and talk to other gamers during multiplayer sessions.
 
Sony will begin selling the new PSP in America on Oct. 14 for US$200 as part of a bundle with "Ratchet & Clank: Size Matters," a game whose two heroes embark on an intergalactic search for a kidnapped girl. Another bundle with the new PSP and a 4-gigabyte memory stick will be available for the same price in November. The standalone system will cost $170 and is due out by the end of the year.
 
- AP

"Visit Indonesia Year" Minim Informasi

Kampanye "Visit Indonesia Years" 2008 (VIY 2008) memang marak di Indonesia, tetapi di Jepang, tidak banyak orang yang tahu mengenai program pariwisata yang menargetkan mendatangkan turis asing.

Demikian kesimpulan perbincangan yang dikutip dari Antara, usai perbincangan dengan manajer humas maskapai penerbangan Japan Airlines (JAL), Stephen Pearlman, di Tokyo, Sabtu (23/8). "Saya sudah mengeceknya baik melalui seluruh kantor JAL di seluruh Jepang dan juga di Indonesia. Ternyata hanya sedikit yang peduli dengan program ini," kata Pearlman.

Menurut Pearlman, minimnya informasi yang disebarkan di Jepang membuat program VIY 2008 nyaris tidak bergema di Jepang. Padahal, katanya, destinasi Indonesia, khususnya Bali, dalam pandangan publik Jepang masih populer, meski belakangan terjadi penurunan jumlah turis Jepang yang bepergian ke Bali akibat melembatnya perekonomian global yang juga berdampak ke Jepang.

"Bali tetaplah populer bagi turis tipe apapun yang berasal dari Jepang," kata Pearlamn, yang juga menegaskan, JAL tidak akan melakukan pengurangan frekuensi penerbangan ke Bali.

Pearlman lantas menuturkan, tipe orang Jepang yang bepergian ke Indonesia terdiri dari business traveler dan tourist traveler. Data tahun 2007 tercatat sebanyak 351.600 turis Jepang yang datang ke Bali.

JAL sendiri terbang ke Indonesia sebanyak tiga kali penerbangan non stop setiap hari, yaitu dari Jakarta-Tokyo, Denpasar-Tokyo, dan Denpasar-Osaka.

Menyingung soal berlangsungnya kerjasama EPA (Economic Partnership Agreement) antara Indonesia-Jepang, Pearlman mengatakan, JAL berharap akan ada peningkatan yang lebih sering lagi. Terlebih di tahun ini juga antara Indonesia dan Jepang sedang memperingati 50 tahun hubungan persahabatan kedua negara.

Sementara, muncul anggapan, program VIY 2008 nampaknya tidak terorganisir dengan baik, seperti yang pernah disampaikan sejumlah biro perjalanan dan juga kantor perwakilan Promosi Pariwisata Indonesia di Jepang.

Salah satu biro perjalanan di Jepang, HIS Co. Ltd., menyatakan jika program VIY 2008 di Jepang minim promosi bahkan nyaris tidak diketahui publik Jepang. Hal itu diungkapkan Manajer Perencanaan Wisata HIS, Katsu Segawa, yang mengatakan bahwa pihaknya jarang sekali mendengar kampanye VIY 2008.

"Kalaupun turis Jepang tetap banyak datang ke Indonesia, atau Bali, karena memang Bali sudah secara tradisi menjadi salah satu destinasi liburan favorit Jepang sejak lama. Jadi kegiatan bisnis yang ada sebetulnya normal-normal saja," katanya.

HIS sendiri merupakan salah satu kontributor utama Garuda Indonesia di Jepang dalam mempromosikan dan menjual Bali atau Indonesia.

Di tempat terpisah, kepala cabang dari kantor perwakilan promosi pariwisata Indonesia di Jepang, Tadahiko Narita, mengatakan bahwa sebetulnya ada beberapa kegiatan promosi yang sudah dilakukan, seperti membagikan logo VIY 2008 ke berbagai biro perjalanan, dan ikut serta dalam pameran pariwisata yang ada, namun masalah dana dan koordinasi yang minim, membuat upaya promosi yang maksimal sulit dilakukan.

[EL, Ant]
http://gatra.com/artikel.php?id=117806

Darmin Nasution : Jangan Takut Dijebak Aparat Pajak

Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak. Modernisasi administrasi seperti e-filing dan e-payment, serta pembentukan kantor modern, dilakukan untuk menggenjot rasio penerimaan pajak yang kini berada pada kisaran 13%. Hasil perbaikan ini memang cukup terasa. Tahun ini, penerimaan pajak meningkat dari lima tahun sebelumnya.

Namun, di sisi lain, kasus-kasus penggelapan pajak juga masih saja terjadi. Stigma miring terhadap pajak dan aparat pajak yang kerap memeras wajib pajak masih pula terdengar. Untuk mengatasi persoalan ini, Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution mengaku sudah memperketat sistem pengawasan terhadap aparat pajak. "Kalau ada yang menyimpang, segera laporkan!" kata Darmin.

Meski begitu, terhadap wajib pajak, pria kelahiran Tapanuli, Sumatera Utara, 21 Desember 1949, itu mengaku akan lebih mengedepankan cara-cara persuasif agar wajib pajak tak takut melaporkan pajaknya. Berikut petikan wawancara Anthony Djafar dan pewarta foto Wisnu Prabowo dari Gatra dengan Darmin Nasution di ruang kerjanya, lantai III Gedung Dirjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa pekan lalu.

Perbaikan apa saja yang tengah dilakukan Ditjen Pajak untuk menggenjot pendapatan dari pajak?

Kami tengah melakukan perombakan kebijakan pajak, seperti amandemen Undang-Undang (UU) Pajak. Salah satunya adalah soal keseimbangan antara hak dan kewajiban petugas pajak dengan wajib pajak. Kami juga melakukan percepatan modernisasi administrasi perpajakan, perombakan organisasi, perbaikan metode kerja, peralatan bekerja, perbaikan gaji dan sumber daya manusia.

Semua itu dilakukan untuk menghilangkan kesan-kesan yang bersifat negatif, juga memperbaiki iklim usaha, khususnya dalam hal perpajakan. Kami juga melakukan intensifikasi, seperti menyusun profil wajib pajak untuk mengetahui apakah mereka patuh bayar pajak atau belum. Pimpinan Ditjen Pajak pun punya alat untuk memonitor cara kerja aparat pajak di lapangan. Dengan adanya profiling itu, kami bisa mengukur apakah kinerja aparat pajak sudah optimal atau belum.

Kini Ditjen Pajak menerapkan sunset policy. Kenapa baru sekarang digencarkan, apa karena wajib pajak sudah terlalu banyak yang membandel?

Penerapan sunset policy ini lebih banyak menyangkut masa lalu, bukan masa depan. Wajib pajak yang membetulkan pembayaran pajaknya cukup membayar pokoknya. Sanksi ataupun dendanya tidak dikenakan. Pemberlakuan itu, bagi wajib pajak yang terdata pajaknya tahun 2007 diberi kesempatan hingga Desember 2008.

Sedangkan wajib pajak baru masih dibolehkan sampai Maret 2009. Jadi, kami tidak mempersoalkan pajak lain, hanya pajak penghasilan. Bagi mereka yang belum jadi wajib pajak tapi sudah memenuhi syarat, silakan menguruskan NPWP, mengajukan SPT. Semuanya itu kami beri fasilitas agar nanti tidak diperiksa lagi laporan pajaknya. Jangan ada kesan, apabila melapor, justru diperiksa. Itu tidak akan terjadi. Kami jamin.

Kenapa tidak sekalian tax amnesty atau pengampunan pajak?

Kalau namanya pengampunan, itu bukan cuma urusan sanksi denda yang diampuni, tarifnya juga lebih rendah. Tax amnesty itu lebih besar prioritasnya dibandingkan dengan sunset policy. Cuma, untuk mempersiapkan tax amnesty itu, harus dibuat undang-undang tersendiri. Itu akan jadi perdebatan panjang. Bisa saja nantinya muncul pandangan, bagaimana kalau orang yang mengakui hartanya, apakah dapat dibebaskan atau dipidana pajak saja? Bagaimana dengan uang hasil korupsi atau money laundering?

Kenapa sunset policy hanya menyangkut pajak penghasilan (PPh), bukan pajak lainnya?

Karena pajak penghasilan itu ditanggung sendiri oleh si wajib pajak, bukan yang lain. Beda dengan PPN (pajak pertambahan nilai), misalnya. Itu melibatkan orang lain. Sunset policy tujuannya penyederhanaan, agar orang mau membuka diri menyampaikan informasi apa adanya. Nah, dengan begitu, berarti sistem informasi sudah berjalan dengan benar.

Ada yang menganggap, penerapan ini justru menjebak wajib pajak. Artinya, lebih baik menyimpan duitnya di bawah bantal ketimbang melaporkan SPT pajaknya?

Ya, bisa saja anggapan itu benar. Tapi perlu diingat bahwa Ditjen Pajak punya sistem data yang makin canggih. Jauh sebelum penerapan sunset policy ini, kami mempersiapkan kelengkapan teknologinya. Makanya, lebih baik jujur saja atau mending mengaku sekarang dan segera membetulkan surat pemberitahuan pajak (SPT)-nya. Kalau ternyata tidak dibetulkan dan sudah diberikan kesempatan itu, wajib pajak sendiri yang repot nantinya.

Bukankah ini dapat melahirkan kolusi baru antara aparat pajak dan wajib pajak?

Kalau soal kongkalikong, tanpa sunset policy juga bisa dilakukan. Kami melaksanakan sunset policy setelah modernisasi administrasi perpajakan dilakukan. Aparat kami sudah siap. Metode kerjanya diawasi. Aparat kerja kami sudah menandatangani kode etik. Memang belum 100% ideal, tetapi sudah ada perbaikan. Kami percaya, aparat kami akan jauh lebih baik. Wajib pajak jangan khawatir aparat pajak menjebak ataupun terjadi kolusi karena mereka dimonitor.

Kalaupun ada yang macam-macam, silakan laporkan, karena tidak ada jaminan aparat pajak yang jumlahnya 32.000 itu bersih semua. Nah, kalau ada yang menyimpang, tolong segera dilaporkan supaya kita luruskan. Kalau tidak bisa, kita pidanakan.

Bagaimana menyelesaikan wajib pajak yang bertindak nakal?

Mereka yang nakal sudah cukup banyak disidik dan diproses di pengadilan, walaupun belum cukup besar. Mereka yang ketahuan merancang kebohongan, memanipulasi data, akan kami periksa. Makanya, kami ingatkan, jangan berani manipulasi. Kalau masih bisa diselesaikan dengan baik-baik, kenapa mesti menyidik. Tapi, jika membandel, ya, kami periksa. Kalau perlu, kami sidik.

Penduduk Indonesia 200 juta lebih, tapi kenapa wajib pajaknya hanya di kisaran 6 juta?

Sekarang ini memang lebih kurang 6 juta wajib pajak. Kami memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia 220 juta, terdiri dari 55 juta keluarga. Idealnya, 27 juta yang punya NPWP. Kelihatannya tidak bisa digenjot lagi karena penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang pribadi (OP) kita sangat tinggi. Sudah dinaikkan 15,84 juta setahun. Jika besarnya PTKP dibandingkan dengan pendapatan per kapita yang mencapai 72,9%, ini sangat tinggi ketimbang negara lain, seperti Filipina 13,8%, Malaysia 17,78%, dan Cina 5,7%. Nah, kalau ingin ditambah, susah. Kita lihatlah dua-tiga bulan ini, baru bisa kita bicara lagi.

Negara maju lebih mengedepankan pungutan pajak, apakah arah kita juga demikian?

Langkah yang kita lakukan ini sudah makin mendekati apa yang dicapai negara maju. Memang, pada saat ini belum sekaligus sama. Kendalanya, kita sudah terbiasa berusaha menghidari bayar pajak. Malah ada yang berusaha bayar pajak semurah-murahnya. Nah, mengubah budaya seperti ini sulit dan perlu waktu. Tapi, kita berharap, jangan lama-lama mengubahnya.

Selama ini, banyak orang enggan membayar pajak karena hasilnya tetap saja dianggap kecil. Komentar Anda?

Lima tahun lalu, penerimaan pajak paling naiknya rata-rata 18% setahun. Sampai Juni lalu, pendapat pajak naik 50%. Memang ada anggapan bahwa penerimaan pajak itu sudah jumlahnya sedikit, dikorupsi lagi. Tapi ingat, uang dari wajib pajak tidak pernah disimpan di kantor pajak, melainkan di Bank Indonesia lewat kas negara.

Yang mampir di kantor pajak itu hanya laporan sudah bayar pajak atau belum. Pada saat ini, jumlah wajib pajak sudah bagus, walaupun masih bisa diperbaiki agar lebih bagus. Sesuai dengan rencana APBN, nilai pajak sebesar Rp 534 trilyun. Harapan kami, mencapai kira-kira Rp 550 trilyun. Jika dihitung 360 hari selama setahun, berarti jumlah penerimaan pajak setiap hari sekitar Rp 1,5 trilyun. Jadi, salah jika ada anggapan masyarakat bahwa seolah-olah penerimaan pajak kecil.

[Laporan Utama, Gatra Nomor 39 Beredar Kamis, 7 Agustus 2008]
http://gatra.com/artikel.php?id=117406

Semarakkan HUT RI, PSK Kumpulkan Kondom Bekas

Waskito Andiyono - detikSurabaya
 
Opera PSK/Waskito A
Madiun - Semarak HUT RI ke-63 Kompleks Lokalisasi Wisma Harapan Wanita Gude di RT II Desa Teguhan Kecamatan Jiwan Madiun masih meriah.
 
Terbukti, digelar lomba kumpulkan bungkus kondom terbanyak yang dihibur sebuah opera. Tiap PSK akan diberi 1 kupon undian yang berhadiah teve dan lemari es. Dan ditukar dengan 10 bungkus aluminium kondom yang selesai dipakai melayani tamunya.

Selama acara berlangsung, dari 150-an PSK yang ada di Jiwan, PSK berinisial T (24) berhasil mengumpulkan mengumpulkan 250 bungkus kondom selama 2 bulan terakhir. Hal itu dilakukan mulai bulan Juni hingga Agustus ini.

"Ya senang ding dapat kupon terbanyak. Karena saya paling laris dong," jelas T dengan tertawa terbahak-bahak saat ditemui detiksurabaya.com di lokasi, Minggu (24/08/08).

Sementara secara terpisah Ketua LSM Bambu Nusantara, Andreanus menjelaskan, tujuan undian dengan menukar kupon dengan kondom yakni meningkatkan kesadaran para PSK agar menggunakan kondom saat melayani tamunya.

"Gagasan ini kita buat semata-mata untuk sosialisasi penggunaan kondom 100% di Lokalisasi Gude dalam menekan penyebaran HIV/AIDS di Madiun," kata Andre kepada detiksurabaya.com.

Andre menambahkan semenjak adanya pengumuman undian hadiah pengumpulan bungkus kondom, jumlah pemakai kondom di lokalisasi Gude mulai meningkat dan dalam 2 bulan terakhir telah terpakai 11 tibu kondom terhitung mulai bulan Juni hingga Agustus ini.

Dari pantauan detiksurabaya.com, acara tersebut diawali dengan opera tentang pewayangan Ande-Ande Lumut. Dalam kesempatan itu Ande-Ande Lumut memilih Klenting Kuning lantaran memberikan kondom. Sedangkan klenting lainnya tak memberikan kondom saat berhubungan seks.

(fat/fat)
http://surabaya.detik.com/read/2008/08/24/175018/993615/475/semarakkan-hut-ri-psk-kumpulkan-kondom-bekas

Wapres Minta DPR Selidiki Kontrak LNG Tangguh

Beijing, 24/8 (ANTARA) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) turut melakukan penyelidikan atas kontrak ekspor gas LNG Tangguh ke RRC yang dinilainya sebagai kontrak paling jelek selama ini.

"Jadi DPR seharusnya juga menyelidiki (melalui Hak Angket) kontrak LNG Tangguh, karena ini kontrak paling berbahaya. Ini kontrak paling jelek selama ini," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Beijing, China, Minggu.

Menurut Wapres kontrak ekspor LNG Tangguh untuk propinsi Fujian, China ini sangat merugikan Indonesia. Kontrak yang ditandatangani Presiden Megawati pada 2002 lalu berlaku selama 20 tahun.

"Kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 lalu kalau dilihat hari ini sangat jauh harganya. Karena itu kita ingin bicarakan lagi soal kontrak itu," kata Wapres Jusuf Kalla.

Karena itulah, tambah Wapres, kunjungannya ke Beijing kali ini digunakan untuk melakukan pembicaraan ulang soal kontrak LNG Tangguh tersebut kepada Wapres RRC Xi Jinping.

Sebelumnya Wapres melakukan pertemuan dengan beberapa pengusaha China antara lain, Bank Exim China, Goadian Corporation, Petro China, Quchopa serta China Huandian.

Menurut Wapres kontrak ekspor LNG Tangguh dinilai sangat merugikan Indonesia. Wapres menjelaskan kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 tersebut menyebutkan nilainya sebesar 3,3 Dollar AS/mmbtu. Sementara, tambah Wapres, saat ini harga LNG di pasar internasional berkisar 20 Dollar AS.

Karena itu, tambah Wapres, pemerintah Indonesia ingin melakukan pembicaraan ulang mengenai kontrak tersebut.

Wapres juga menjelaskan bahwa Indonesia yang mengusulkan kontrak LNG dikaitkan dengan harga minyak. Dan hal itu, katanya, diterima oleh seluruh negara sehingga saat ini mereka menggunakan rumusan tersebut.

"Eh..tiba-tiba untuk kontrak Tangguh ini kita keluar dari (rumusan) itu," kata Wapres.

Dalam kunjungan tiga hari ke China, Wapres selain menghadiri penutupan Olimpiade juga melakukan pembicaraan dengan Presiden China Hu Jintao dan Wapres China Xi Jinping.

Dalam pertemuan dengan Presiden Hu Jintao dan Wapres Xi Jinping tersebut, Wapres akan membicarakan soal kontrak LNG Tangguh.

Sebelumnya pemerintah China bersedia melakukan pembicaraan ulang mengenai hal tersebut dan bersedia menaikkan harga hingga 3,8 Dollar AS/mmbtu.
 
(*)
COPYRIGHT © 2008

Penggusuran Taman BMW, Hadiah Agustusan Terburuk

Ari Saputra - detikNews
 
Foto: Ari Saputra/detikcom
Jakarta - Hawa pagi belum sepenuhnya pergi saat jarum jam menunjuk pukul 05.30 WIB. Suharti (45) masih memicingkan mata untuk beraktifitas sehari-hari, menjadi buruh mencuci. Hanya saja, ada yang tidak biasa diluar rumah gubugnya itu. Ribuan petugas Satpol PP dan polisi menyeruak dari truk-truk yang mengangkut mereka, bersenjatakan tameng dan pentungan lengkap.
 
"Saya sudah menduga kami akan digusur. Tapi kok sepagi ini," kata Suharti dilokasi penggusuran pemukiman liarnya, Taman BMW (Bersih, Manusiawi dan Berwibawa), Jl RE Marthadinata, Jakarta Utara, Minggu (24/8/2008).
 
Bagi Suharti, menghentikan derap sepatu boot itu hanya mimpi. Tubuhnya yang kecil dan tenaganya yang tidak seberapa, memaksa Suharti hanya mampu menangisi rumahnya yang mulai digusur.
 
"Seminggu lalu, warga masih sempat merayakan tujuhbelasan (HUT RI ke-63) dengan ramai. Ada lomba-lomba. Lomba makan kerupuk dan sebagainya. Pokoknya semua senang," kenang Suharti membandingkan suasana kontras hari ini dengan seminggu lalu.
 
Benar saja. Penggusuran itu pun tidak tertahankan. Dengan bantuan buldozer dan ribuan aparat, warga dibuat tunduk tertindas. Puluhan laki-laki yang mencoba bertahan dengan memblokir jalan hingga melempari batu ke arah petugas, sia-sia saja.
 
Bruk…rumah-rumah itu pun tercabik-cabik. Termasuk musholla, TK dan fasilitas bermain yang telah dibangun lima tahun lalu itu.
 
"Benar-benar hadian kemerdekaan paling jelek," sesal Suharti dengan bahasa Jawanya yang medok.
 
(Ari/yid)
 
Custom Search