Custom Search

27/08/08

Arctic ice at second-lowest level ever

WASHINGTON (AP) -- New satellite measurements show that crucial sea ice in the Arctic Ocean has plummeted to its second-lowest level on record.
 
Arctic ice always melts in summer and refreezes in winter. But more and more ice is being lost and not recovered.
 
The National Snow and Ice Data Center in Boulder, Colorado, announced Wednesday that the extent of sea ice in the Arctic is down to 2.03 million square miles. The lowest point on record is 1.65 million square miles set last September. With about three weeks left in the melt season, the record may fall, scientists say.
 
Arctic ice always melts in summer and refreezes in winter. But over the years, more and more of the ice is lost to the sea and not recovered in winter. That's important because the Arctic acts as a refrigerator for the globe.
 

Dead Sea Scrolls go from parchment to the Internet

JERUSALEM (CNN) -- More than 2,000 years after they were written, the Dead Sea Scrolls are going digital as part of an effort to better preserve the ancient texts and let more people see them than ever before.
 
The high-tech initiative, announced Wednesday, will also reveal text that was not visible to the naked eye.
 
Over the next two years, the Israel Antiquities Authority will digitally photograph and scan every bit of crumbling parchment and papyrus that makes up the scrolls, which include the oldest written record of the Bible's Old Testament. The images eventually will be posted on the Internet for anyone to see.
 
"These are the earliest copies of the Bible ever found," said Pnina Shor, head of treatment and conservation at the Antiquities Authority.
 
"The Bible is sacred to us and to you and to all the monotheistic religions, and therefore [the scrolls] are national treasures and world treasures, and therefore it is our duty to preserve them at least for 2,000 years more."
 
It is widely believed that the first set of Dead Sea Scrolls was discovered in 1947 by a Bedouin shepherd who ventured into a cave in the Judean Desert in search of a lost sheep or goat. The texts were found wrapped in linen inside earthenware jars.
 
Eventually, 11 caves were found to contain scrolls, some dating more than 2,000 years. The texts shed light on life in the Holy Land around the time of Jesus, in the early days of Christianity and at a time of great upheaval for the Jewish people.
 
"They show the connection between Christianity, Judaism and how everything evolved from the God -- the God is one God," Shor said. "The scrolls are meant to bring us all together."
 
The thousands of scroll fragments were photographed in their entirety only once, in the 1950s, but some of those images have themselves disintegrated, the Antiquities Authority said. For years, there have been complaints that only a handful of scholars have been able to examine the scrolls, The Associated Press reported. Now, Israel has assembled an international team not of archaeologists and linguists but technical wizards to reveal them as never before.
 
Their imaging of the extremely brittle scrolls will allow people to read scores of fragments that were blackened or erased over the years.
 
"Just by applying the latest infrared technologies and shooting at very high detail, lots of resolution, we are already opening up new characters from the scrolls that are either extremely indistinct or you just couldn't see them before," said Simon Tanner, director of King's Digital Consultancy Services.
 
Tanner, who has worked on previous digital projects involving antiquities, is on a team that also includes Greg Bearman, who recently retired as principal scientist with NASA's Jet Propulsion Laboratory. Bearman pioneered archaeological digital imaging and owns a company, Snapshot Spectra, that makes the imagers.
 
"To switch over to digital is really the way to go, and people were resistant to it initially, because it was a new way of doing stuff," he said. "They want their light table and their magnifying glass." But with digital imaging, Bearman said, "You can see where the ink has broken away and you can see the texture of the animal skin, so you can see more detail than you can see with the naked eye."
 
Another benefit of the imaging process, Bearman said, is that it enables scientists to determine the amount of water present in the parchment.
 
That will help authorities determine whether the parchment is too wet or too dry, and enable them to keep the scrolls in conditions that are perfect for conservation. Americans who want an even closer look at the texts will be able to do so next month, when six of the scrolls will go on exhibit at the Jewish Museum of New York, according to The New York Times.
 
CNN's Ben Wedeman contributed to this report.

Ruki Ingatkan KPK Tak Ragu Tetapkan Aulia Pohan Tersangka

Rabu, 27 Agustus 2008 | 15:51 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Taufiqurrahman Ruki, meminta KPK  tak ragu menetapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan sebagai tersangka. Syaratnya, KPK  harus memiliki bukti yang cukup.  "Kalau memang penyidik merasa buktinya cukup, harusnya segera ditetapkan," kata Ruki di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (27/8).

Ruki mengingatkan, kecukupan bukti di mata masyarakat berbeda dengan penyidik. Ia mengaku selalu mengingatkan penyidik KPK  untuk mengumpulkan bukti lebih dari dua. Menurut Ruki, penyidik juga berhati-hati dalam mengumpulkan bukti. "Kalau sampai orang yang ditetapkan sebagai tersangka bebas, kredibilitas KPK bisa hancur," katanya. Ruki sendiri  belum mengetahui kecukupan bukti yang dimiliki KPK.

Ia  menduga, saat ini KPK  masih mengumpulkan bukti keterlibatan orang-orang yang diduga ikut menikmati  aliran dana Bank Indonesia. Soal penangkapan orang-orang itu, "Ini menjadi bagian dari proses."

Komisi Pemberantasan Korupsi telah beberapa kali memeriksa besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.  Pemeriksaan terkait  kasus dugaan korupsi aliran dana Bank Indonesia ke anggota Parlemen. Aulia juga telah hadir dalam persidangan dengan terdakwa mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Dalam kesaksiannya, Aulia mengakui adanya pengeluaran dana dari Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia sebesar Rp 100 miliar.

Menurut Ruki, Komisi tak mungkin diitervensi oleh pemerintah dalam mengungkap kasus aliran dana Bank Indonesia. "Kalau ada intervensi, seharusnya dari dulu, sejak  saya menjabat," katanya. Ruki menilai, saat ini KPK  bekerja cukup baik dan berada di jalur yang benar. KPK, kata dia, sudah memiliki teknologi dan sumber daya yang memadai dalam mengungkap kasus korupsi.
 
Pramono

UU ITE ; Email dan SMS Bisa Dijadikan Barang Bukti

Semarang, 27 Agustus 2008 15:04
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) memudahkan penindakan terhadap kasus kejahatan dunia maya atau cybercrime, karena saat ini email atau pesan pendek (SMS) bisa menjadi barang bukti.

Kepala Unit IT dan Cyber Crime Bareskrim Polri, Kombes (Pol) Petrus R Golose di sela-sela acara Sosialiasi UU ITE di Semarang, Rabu (27/8), mengatakan, dengan adanya UU tersebut, sangat membantu karena sebelumnya email maupun SMS hanya bisa menjadi petunjuk saja. "Isi flash disk, hard disk, atau yang lain bisa jadi alat bukti," katanya.

Petrus mengatakan, saat ini untuk menindak kejahatan dunia maya misalnya transaksi bisnis lewat internet, merusak sistem, mencuri password, bisa ditindak dengan UU ITE.

Sebelum ada UU ITE, menurut Petrus, untuk bisa menjadikan barang bukti, isi dari flash disk perlu dicetak. Seperti contoh, untuk flash disk berkapasitas 1 giga byte bisa jadi lembaran kertas satu truk. "Bayangkan saja jika isinya (flash disk) puluhan giga byte," katanya.

Petrus menceritakan, dirinya pernah berhubungan dengan kejaksaan saat memproses pelaku kejahatan dunia maya dan untuk melengkapi bukti, jaksa membawa seisi gudang. Padahal, jika menggunakan data digital, bukti tersebut hanya beberapa giga byte saja.

Saat ini, diakuinya, sebagian besar petugas tidak begitu menguasai dunia digital, sehingga tidak semuanya bisa menangani masalah tersebut. Kepolisian kesulitan menindak karena minimnya SDM ahli.
 
[TMA, Ant]

Menakertrans Luncurkan Slogan "Ayo PHK"

Jakarta, 28 Agustus 2008 09:50
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno meluncurkan slogan "Ayo PHK", guna mendorong para pengangguran mencari kerja apa saja, asal halal.

Siaran pers Depnakertrans di Jakarta, Rabu, menyebutkan di Yogyakarta Erman meluncurkan slogan PHK itu dengan pengertian berbeda.

PHK biasanya digunakan untuk singkatan pemutusan hubungan kerja, maka di Yogyakarta istilah itu diubah menjadi "Pokoknya Harus Kerja". Jadi, Ayo PHK mengandung arti Ayo, pokoknya harus bekerja.

Slogan itu diluncurkan untuk menggugah kaum muda berusaha mencari kerja, apa saja, yang penting halal. Secara umum penggunaan slogan itu merupakan salah satu upaya mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.

Menakertrans menyatakan hal itu dilakukan untuk memberikan motivasi, mendukung dan mendorong anggota masyarakat yang masih belum bekerja atau menganggur agar lebih bersemangat dalam berusaha mencari pekerjaan yang layak.

Menakertrans mengharapkan kepada masyarakat yang masih menganggur untuk senantiasa berusaha, berupaya keras dan pantang menyerah dalam mencari pekerjaan.

"Dari pada terus menyandang `gelar` penganggur, lebih baik masyarakat secepatnya bisa bekerja di bidang apapun, asalkan itu merupakan pekerjaan yang halal, tidak merugikan orang lain dan memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya," kata Erman.

Dengan semangat "Ayo PHK", kata Erman, pemerintah, masyarakat dan dunia usaha menyatukan komitmen bersama dan bersinergi untuk membangkitkan semangat untuk membangun negeri.

Di Yogyakarta, tepatnya di Gunung Kidul, Makertrans menyerukan kepada pemerintah daerah dan masyarakat sertempat untuk memanfaatkan secara optimal bantuan yang diberikan Pemerintah.

Bantuan yang didapatkan harus bisa memberikan dampak nyata dan perubahan yang lebih baik dalam pembangunan daerah dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Bila hal ini dilaksanakan dengan baik, maka upaya pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia bisa segera terwujud," katanya.

Untuk mengatasi pengangguran Depnakertrans melakukan Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP).

Provinsi DI Yogyakarta pada tahun 2008 mendapat alokasi dana sebesar Rp22.748.885.600 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 15.000 orang. Alokasi dana Program Aksi GPP untuk mendukung program Ketenagakerjaan dan ketransmigrasian itu terdiri dari dana tugas perbantuan sebesar Rp 10.151.400.000, dana dekonsentrasi sebesar Rp10.221.232.000 serta bantuan langsung dari Menakertrans sebesar Rp2.376.253.600.

Dana ini dialokasikan untuk mendukung berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat yang meliputi kegiatan padat karya infrastruktur dan produktif, tenaga kerja mandiri, tenaga kerja pemuda mandiri profesional, penerapan teknologi tepat guna, kewirausahaan, "job fair", subsidi program pelatihan keterampilan, serta peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat melalui subsidi program pelatihan.

Menakertrans mengharapkan GPP tidak hanya berhenti sampai pada pelaksanaan program aksi semata, tetapi diharapkan menjadi sebuah tahapan perjuangan yang lebih besar, yaitu dimulainya gerakan masyarakat Yogyakarta untuk mewujudkan budaya kerja (workfare) menuju manusia Indonesia yang produktif.

Selain itu, dibutuhkan kerjasama yang erat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta kalangan dunia usaha agar secara bersama-sama melakukan perluasan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, menciptakan iklim usaha yang kondusif serta terjalinnya hubungan yang harmonis antara pengusaha dan pekerja.

Dalam rangkaian kegiatan Program Aksi GPP, Menakertrans menyerahkan pula bantuan Mobil Tanggap Darurat, bantuan Beasiswa untuk anak buruh berprestasi dari PT Jamsostek, bantuan ternak, bantuan subsidi program sebanyak 23 paket, serta melakukan pelepasan tenaga kerja AKAD.

Dalam kunjungan kerjanya, direncanakan Menakertrans akan melakukan peninjauan ke Peternakan Kambing PE di Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Wonosari.
 
[TMA, Ant]
Custom Search