Custom Search

30/08/08

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Selamat menunaikan Ibadah Puasa
Mohon maaf atas segala kekurangan
 
Semoga Indonesia akan menjadi lebih baik lagi di masa depan
 
Salam
Newspaper Indonesia

Warga Padang Malamang Jelang Ramadhan

PADANG  -- Warga dipinggiran Kota Padang, Sumbar, tidak melupakan kegiatan "malamang" --membuat lemang dari beras ketan pada bambu seruas--, satu tradisi menjelang masuknya bulan puasa.
 
Sejumlah warga di Belimbing, pemukiman penduduk di pinggiran Kota Padang, terlihat membakar bambu tempat beras ketan yang diaduk dengan santan kelapa itu, pantauan ANTARA dipemukiman penduduk tersebut, Sabtu.
 
Kegiatan melemang, selain dua hari menjelang Ramadhan tiba, juga sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Kota Padang, serta sejumlah daerah di Sumbar, membuatnya pada bulan Maulid (bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, red).
 
Ny, Nurleli (40), satu dari warga Belimbing, ketika ditemui sedang memasak lemangnya, menuturkan, membuat lemang menjelang masuknya bulan puasa sudah menjadi tradisi secara turun temurun dipemukiman itu.
 
Meski kondisi ekonomi sulit, dampak tingginya harga kebutuhan pokok, tradisi membuat lemang tidak bisa dilupakan.
"Jadi lemang yang sudah dimasak, selanjutnya diantarkan ke rumah mertua sembari sambil minta maaf menjelang masuknya bulan puasa," katanya dan mengaku, sebagian warga mulai meninggalkan tradisi malamang.
 
Selain, mulai ditinggalkan sebagian warga, juga hanya sebagian kecil kalangan perempuan muda yang tahu cara membuat lemang itu. Sebenarnya, kata Nur, membuat lemang tidak terlalu sulit, bila sudah menguasai takaran bahan, seperti beras ketan, jumlah kelapa dan garam. Proses selanjutnya, cari buluh (bambu) sesuai kebutuhan dan dipotong, lalu dibersihan serta ambil daun pisang yang sudah dilayukan.
 
Fungsi daun pisang sebagai lapisan dalam bambu seruas yang telah dipersiapkan, selanjutnya dimasukan beras ketan yang sudah diaduk dengan santan kepala serta garam.
 
Setelah itu, tambah Nur, proses selanjutnya diletakan ada kayu sudah dipersiapkan dekat tumpukan api.
"Yang sulit itu, mematok takaran santan dengan garam dan beras ketan pada satu ruas bambu itu, serta bagaimana api," katanya dan menambahkan, bila takaran salah lemang ybisa tidak masak, akhirnya bisa berderai dan terlalu keras.
 
Guna melestarikan tradisi malalang di tengah masyarakat, pada 2007 Pemerintah Kota Padang, menggelar festival malamang di Pantai Padang.
 

Fotomodel Telanjang Buat Geram Menhan Peru

LIMA--Cara menyambut hari ulang tahun kemerdekaan bisa dengan berbagai cara, tapi jika bertelanjang ria, tentu yang datang adalah masalah, seperti yang terjadi di Peru.
 
Seorang perempuan fotomodel berpose tanpa busana dengan menunggang kuda, dan yang membuat negara itu heboh, yang digunakan sebagai sadel adalah bendera negaranya.
 
Foto itu muncul di halaman muka majalah DFarandula dan terbit menjelang hari ulang tahun ke-187 kemerdekaan Peru yang akan jatuh hari Senin. Salah satu negara di Amerika Latin itu adalah bekas jajahan Spanyol.
 
Foto itu memicu heboh politik sampai-sampai menteri pertahanan Peru angkat bicara.
 
"Ini adalah simbol-simbol patriotik yang harus dihormati sepenuhnya, dan jika dipergunakan dengan tidak pantas, maka ada hukumannya," kata Menhan Antero Flores kepada para wartawan sebagaimana diberitakan Reuters. "Ini penghinaan."
 
Flores telah memerintahkan jaksa mengusut kasus itu dan mengajukan dakwaan. Sang model terancam hukuman hingga empat tahun penjara jika terbukti menghindar simbol-simbol patriotik.
 
Sang model, Leysi Suarez, lebih dikenal sebagai penari band Alma Bella (Jiwa yang Indah). Dia berkomentar, fotonya adalah suatu yang patriotik. Jika foto seperti ini terjadi di Indonesia, entah heboh seperti apa yang muncul di masyarakat.
 
ant
()

Tak Ada Lagi Pasar Tumpah di Jalur Mudik

Teks Foto: Salah satu lokasi pasar tumpah di daerah Temanggung, Jawa Tengah.
 
PEMALANG -- Pemerintah akan berupaya meniadakan atau menghapus hambatan di jalur mudik pada angkutan lebaran tahun ini seperti pasar tumpah dan penarik sumbangan di jalan.
 
"Akan diupayakan, pasar tumpah di jalur mudik ditiadakan," kata Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal di sela Kunjungan Kerja di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Sabtu.

Menhub beserta rombongan selama lebih kurang empat hari melakukan Kunjungan Kerja di ke sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah menggunakan moda Kereta Api (KA) dan bus.

Ketika melintas di lintas pantai utara Pemalang-Pekalongan, tepatnya di kawan Comal, Menhub melihat dari dekat proses peninggian dan pelebaran jalan dari tiga menjadi empat jalur dengan struktur beton setebal 50 cm. Menurut Jusman, upaya peniadaan pasar tumpah tersebut akan dibahas dan melibatkan pihak terkait pada 3 September 2008. "Keputusan dan opsinya akan diselesaikan dalam Rakor Angkutan Lebaran itu," kata Jusman.

Jusman mengatakan, opsinya adalah memberikan kesempatan kepada pemda masing-masing yakni mulai dari relokasi sementara, penjagaan oleh aparat secara "pagar betis" atau lainnya.

Sementara untuk penarik sumbangan di jalan, kata Jusman, relatif mudah dikendalikan. "Mereka cukup memahami dan menunda aktifitasnya hingga usai angkutan lebaran," katanya.

Data Departemen Perhubungan pada rencana operasi Angkutan Lebaran 2008, untuk lintas pantura Jawa Barat sedikitnya ada 24 titik rawan macet karena pasar tumpah.

Dari 24 titik itu, menurut Kasi Angkutan Ditjen Perhubungan Darat, Subroto Laras, sedikitnya ada tujuh titik pasar tumpah yang paling rawan macet karena lokasi pasar persis di bahu jalan kedua sisi.
Pasar itu yakni Pasar Losari, Pasar Gebang, Pasar Kertasemaya, Pasar Tegal Gubug, Pasar Patrol, Pasar Ciasem dan Pasar Sukamandi.

Sementara jalur mudik Jawa Tengah, sesuai paparan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo sehari sebelumnya (29/8) di hadapan rombongan Menhub Jusman, tidak hanya pasar tumpah tetapi juga lokasi pabrik di pinggir jalan. Sejumlah titik itu antara lain, Pasar Surodadi dan sejumlah pabrik yang tersebar di Pati, Kudus, Demak, Kota Semarang, Kendal, Batang, Wiradesa, Bumiayu, Sokaraja dan lainnya.

Pemudik motor
Pada bagian lain, Menhub Jusman berencana menerapkan manajemen trafik lalu lintas terhadap pemudik dengan sepeda motor yang tahun ini diperkirakan mencapai 2,5 juta motor. "Kalau tahun lalu, pemudik motor dikawal pada titik keberangkatan, maka tahun ini saat arus balik juga akan dilakukan," katanya.

Caranya, pemudik motor yang hendak kembali ke daerah asal pada arus balik, akan dikoordinasikan oleh petugas POLRI untuk berkumpul pada titik-titik tertentu di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Setelah berkumpul, mereka akan mendapatkan pengawalan dari kepolisian. "Ini untuk melindungi para pemudik motor yang memang paling rawan kecelakaan," kata Jusman. Namun, Jusman menghimbau kepada masyarakat untuk sebisa mungkin tidak mudik menggunakan sepeda motor. "Gunakan moda lain yang murah dan aman seperti Kereta Api," katanya.

Tahun ini, dari 2,9 juta penumpang KA saat mudik, sekitar 2,1 juta adalah kelas ekonomi yang tarifnya tidak naik. "Jakarta-Surabaya naik KA ekonomi masih Rp47ribu," katanya.

Data rencana operasi Angkutan Lebaran Dephub, tahun ini, total penumpang angkutan lebaran diperkirakan mencapai 15,7 juta pemudik yang menggunakan berbagai moda transportasi.

Dari jumlah itu, sembilan juta diantaranya adalah lalu lintas angkutan darat yang terdiri pengguna bus 6 juta dan tiga juta lainnya adalah penyeberangan, serta sepeda motor 2,5 juta unit.
Kemudian, untuk Kereta Api, total penumpangnya mencapai 2,9 juta, 1 juta laut dan sisanya 1,8 juta adalah penumpang angkutan udara.
 
(ant/ah)
(ant)
()
http://republika.co.id/launcher/view/mid/19/news_id/6478

Pemerintah Swiss Tentang Larangan Menara Masjid

JENEWA —  Pemerintah Swiss menegaskan kembali pada 27 Agustus lalu, jika kampanye yang dilakukan kelompok ultra kanan, Partai Rakyat Swiss (SVP) untuk melakukan referendum tentang pelarangan mendirikan menara masjid di Eropa Tengah, merupakan tindakan diskriminasi dan inkonstitusional.

foto : Masjid akbar Petit-Saconnex di Swiss dengan menara--bagian bangunan yang dipermasalahkan di Swiss (corbis.com)
"Inisiatif populer menentang konstruksi menara masjid telah dimasukkan berkaitan dengan kebijakan aplikatif tapi bertentangan dengan jaminan hak asasi internasional dan kontra dengan nilai utama dari Undang-Undang Negara Swiss," begitu pernyataan pemerintah seperti yang dikutip oleh kantor berita Reuters.

SVP yang menyebarkan kampanye tersebut telah mengumpulkan 113.540  tanda tangan, jumlah yang cukup untuk memaksa pungutan suara nasional terhadap pelarangan menara masjid. Menurut undang-undang Swiss, elektorat dapat meminta pungutan suara resmi jika mampu mengumpulkan 100.000 tanda tangan dari pemilih yang telah ditentukan layak, untuk inisiatif undang-undang baru.

Proposal menara itu telah didiskusikan oleh parlemen sebelum dilakukan pemungutan suara populer dan proses tersebut akan memakan waktu beberapa tahun. Pemerintah menghimbau kepada parlemen untuk merekomendasikan ''tidak'' pada pungutan suara, karena berlawanan baik dengan konvensi hak asasi PBB maupun yang berlaku di Eropa.

Pemerintah juga mengingatkan akibat dari menyetujui pelarangan tersebut. "Proposal tersebut sama sekali tidak mencerminkan cara tepat untuk mencegah dan melawan kekerasan yang menjadi bagian dari kelompok ekstrim fundamentalis," ujar pemerintah.

SVP sendiri yang mengaku berkampanye untuk melindungi nilai-nilai Kristiani menuding jika menara masjid ialah simbol kekuatan dan mengancam tatanan undang-undang di Switzerland.

Kini ada dua masjid yang memiliki menara di negara Eropa Tengah tersebut, masing-masing di Jenewa dan Zurich. Namun sering kali panggilan untuk ibadah sholat tidak dikumandangkan lewat menara-menara tersebut. Kabinet juga mengatakan jika pelarangan itu akan merusak citra Swiss di mata dunia.

"Ini akan menghasilkan dampak negatif bagi keamanan fasilitas dan menurunkan daya tarik perekonomian di Swiss,".  Saat ini jumlah warga Muslim mencapai 350.000 orang dari total populasi penduduk sebesar 7,4 juta jiwa. Islam menjadi agama terbesar kedua di Swiss setelah Nasrani.

/it
()
http://republika.co.id/launcher/view2/mid/161/news_id/6210
Custom Search