Custom Search

18/08/08

Warga Tionghoa "Nyekar" di TMP

JOGJA -- Diawali upacara menghormati arwah para pahlawan dipimpin Inspektur Upacara Tun Yulianto, ratusan warga Tionghoa di Yogyakarta yang berasal dari berbagai paguyuban dan perhimpunan, Jumat (15/8) sore, nyekar di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara.
 
Yang hadir tidak hanya generasi tua terdiri dari para pengusaha sukses di Yogyakarta. Juga turut serta generasi muda. Mereka satu per satu menaburkan bunga di pusara para pahlawan nasional. Sebelum menaburkan bunga, Tun Yulianto tampak mencium pusara Panglima Besar Jenderal Soedirman.
 
Beberapa pengusaha lain juga melakukan hal yang hampir serupa, ada yang mengatupkan tangannya di depan dada kemudian membungkukkan seluruh badannya ke pusara Jenderal Soedirman maupun menghormat dengan penuh khidmat.
 
Upacara dan ziarah Masyarakat Tionghoa Yogyakarta itu digelar dalam rangka memperingati HUT ke-63 Kemerdekaan RI. Usai memberikan penghormatan kepada arwah pahlawan, mereka kemudian mengheningkan cipta.
 
Tampak mendampingi para peziarah antara lain Dan Den Pom Yogyakarta Letkol Ujang Martenis, Kompol Gandung dari Binamitra Poltabes Yogyakarta, Kabid Sosial Dinas Sosial DIY Drs Atmaji Widi Susilo, Kasie Kepahlawananan Dinas Dinas Sosial DIY Prasetyo Budhi Laksono maupun Teguh Soedirman selaku keluarga Pahlawan Jenderal Soedirman.
 
Usai melakukan ziarah, sebelum meninggalkan lokasi masyarakat Tionghoa secara pribadi-pribadi memberikan penghormatan kepada para pahlawan. Mereka membungkukkan badannya di dekat pintu keluar. Kepada wartawan Tun Yulianto yang juga pemilik Duta Foto itu menyatakan Upacara dan Ziarah Masyarakat Tionghoa Yogyakarta bertujuan untuk memperdalam jiwa nasionalisme.
 
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menghargai pahlawan dengan cara turut membangun dan mengembangkan ekonomi serta budaya Yogyakarta," jelasnya.
 
Menurut dia, para pengusaha Tionghoa tidak akan melupakan jasa-jasa para pahlawan.
 
"Mereka bisa seperti ini karena jasa para pahlawan. Para pahlawan berjuang mengorbankan jiwanya sehingga seperti hari ini kita bisa dalam kondisi baik. Pengusaha bisa dengan tenang menjalankan bisnis. Kita tidak akan melupakan perjuangan pahlawan," katanya.
 
Di tempat yang sama, Letkol Ujang memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan masyarakat Tionghoa yang melakukan ziarah di TMP Kusumanegara. Ini sangat berguna dalam rangka mempertebal rasa nasionalisme bangsa.
 
Sebelumnya, Kepala Dinas Sopsial DIY dr Andung Prihadi M Kes juga menilai aksi yang dilakukan masyarakat Tionghoa Yogyakarta sebagai salah satu komponen bangsa, merupakan kegiatan positif serta punya nilai-nilai yang perlu disosialisasikan, yakni tentang pentingnya memberikan penghargaan kepada para pahlawan.
 
"TMP ini bukan tempat yang angker yang tidak bisa dikunjungi dan digunakan masyarakat," katanya. TMP terbuka untuk semua golongan. Wisata juga bisa. TMP terbuka bagi wisata ziarah. Surat izinnya tidak sulit," katanya.
 
Hanya saja diakui, dana rutin untuk pemeliharaan TMP -- berasal dari APBN -- sangat minim yaitu hanya Rp 85 juta per tahun. "Rp 85 juta ibarat naik becak kok bisa selamat. Untuk ngresiki rumput, merawat taman, bisa dibayangkan bulan keempat sudah tombok. Satu tahun untuk empat TMP di DIY tomboknya bisa Rp 200 juta. Dana untuk kebersihan dari APBD nol. Tidak ada. Kita sulit menembus DPRD," ungkap Andung.
 
Belum lagi adanya fasilitasi yang hilang seperti lampu-lampu setiap tahun bisa mencapai puluhan. "Kita buka partisipasi masyarakat untuk membantu. Ada yang membantu bersyukur sekali. Kenapa TMP ini bisa bagus, karena dari sumbangan masyarakat. Kita terbuka dan akuntabel. Supaya yang nyumbang tidak protes," katanya.
 
(hul/vin)
 

Dapatkan informasi terkini, terupdate, berimbang dan bertanggung jawab dari seluruh informasi di Indonesia di blogspot :
http://newspaperindonesia.blogspot.com

 
Custom Search