Beijing, 24/8 (ANTARA) - Wakil Presiden M Jusuf Kalla meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) turut melakukan penyelidikan atas kontrak ekspor gas LNG Tangguh ke RRC yang dinilainya sebagai kontrak paling jelek selama ini.
"Jadi DPR seharusnya juga menyelidiki (melalui Hak Angket) kontrak LNG Tangguh, karena ini kontrak paling berbahaya. Ini kontrak paling jelek selama ini," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Beijing, China, Minggu.
Menurut Wapres kontrak ekspor LNG Tangguh untuk propinsi Fujian, China ini sangat merugikan Indonesia. Kontrak yang ditandatangani Presiden Megawati pada 2002 lalu berlaku selama 20 tahun.
"Kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 lalu kalau dilihat hari ini sangat jauh harganya. Karena itu kita ingin bicarakan lagi soal kontrak itu," kata Wapres Jusuf Kalla.
Karena itulah, tambah Wapres, kunjungannya ke Beijing kali ini digunakan untuk melakukan pembicaraan ulang soal kontrak LNG Tangguh tersebut kepada Wapres RRC Xi Jinping.
Sebelumnya Wapres melakukan pertemuan dengan beberapa pengusaha China antara lain, Bank Exim China, Goadian Corporation, Petro China, Quchopa serta China Huandian.
Menurut Wapres kontrak ekspor LNG Tangguh dinilai sangat merugikan Indonesia. Wapres menjelaskan kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 tersebut menyebutkan nilainya sebesar 3,3 Dollar AS/mmbtu. Sementara, tambah Wapres, saat ini harga LNG di pasar internasional berkisar 20 Dollar AS.
Karena itu, tambah Wapres, pemerintah Indonesia ingin melakukan pembicaraan ulang mengenai kontrak tersebut.
Wapres juga menjelaskan bahwa Indonesia yang mengusulkan kontrak LNG dikaitkan dengan harga minyak. Dan hal itu, katanya, diterima oleh seluruh negara sehingga saat ini mereka menggunakan rumusan tersebut.
"Eh..tiba-tiba untuk kontrak Tangguh ini kita keluar dari (rumusan) itu," kata Wapres.
Dalam kunjungan tiga hari ke China, Wapres selain menghadiri penutupan Olimpiade juga melakukan pembicaraan dengan Presiden China Hu Jintao dan Wapres China Xi Jinping.
Dalam pertemuan dengan Presiden Hu Jintao dan Wapres Xi Jinping tersebut, Wapres akan membicarakan soal kontrak LNG Tangguh.
Sebelumnya pemerintah China bersedia melakukan pembicaraan ulang mengenai hal tersebut dan bersedia menaikkan harga hingga 3,8 Dollar AS/mmbtu.
"Jadi DPR seharusnya juga menyelidiki (melalui Hak Angket) kontrak LNG Tangguh, karena ini kontrak paling berbahaya. Ini kontrak paling jelek selama ini," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Beijing, China, Minggu.
Menurut Wapres kontrak ekspor LNG Tangguh untuk propinsi Fujian, China ini sangat merugikan Indonesia. Kontrak yang ditandatangani Presiden Megawati pada 2002 lalu berlaku selama 20 tahun.
"Kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 lalu kalau dilihat hari ini sangat jauh harganya. Karena itu kita ingin bicarakan lagi soal kontrak itu," kata Wapres Jusuf Kalla.
Karena itulah, tambah Wapres, kunjungannya ke Beijing kali ini digunakan untuk melakukan pembicaraan ulang soal kontrak LNG Tangguh tersebut kepada Wapres RRC Xi Jinping.
Sebelumnya Wapres melakukan pertemuan dengan beberapa pengusaha China antara lain, Bank Exim China, Goadian Corporation, Petro China, Quchopa serta China Huandian.
Menurut Wapres kontrak ekspor LNG Tangguh dinilai sangat merugikan Indonesia. Wapres menjelaskan kontrak LNG Tangguh yang ditandatangani 2002 tersebut menyebutkan nilainya sebesar 3,3 Dollar AS/mmbtu. Sementara, tambah Wapres, saat ini harga LNG di pasar internasional berkisar 20 Dollar AS.
Karena itu, tambah Wapres, pemerintah Indonesia ingin melakukan pembicaraan ulang mengenai kontrak tersebut.
Wapres juga menjelaskan bahwa Indonesia yang mengusulkan kontrak LNG dikaitkan dengan harga minyak. Dan hal itu, katanya, diterima oleh seluruh negara sehingga saat ini mereka menggunakan rumusan tersebut.
"Eh..tiba-tiba untuk kontrak Tangguh ini kita keluar dari (rumusan) itu," kata Wapres.
Dalam kunjungan tiga hari ke China, Wapres selain menghadiri penutupan Olimpiade juga melakukan pembicaraan dengan Presiden China Hu Jintao dan Wapres China Xi Jinping.
Dalam pertemuan dengan Presiden Hu Jintao dan Wapres Xi Jinping tersebut, Wapres akan membicarakan soal kontrak LNG Tangguh.
Sebelumnya pemerintah China bersedia melakukan pembicaraan ulang mengenai hal tersebut dan bersedia menaikkan harga hingga 3,8 Dollar AS/mmbtu.
(*)
COPYRIGHT © 2008