Kampanye "Visit Indonesia Years" 2008 (VIY 2008) memang marak di Indonesia, tetapi di Jepang, tidak banyak orang yang tahu mengenai program pariwisata yang menargetkan mendatangkan turis asing.
Demikian kesimpulan perbincangan yang dikutip dari Antara, usai perbincangan dengan manajer humas maskapai penerbangan Japan Airlines (JAL), Stephen Pearlman, di Tokyo, Sabtu (23/8). "Saya sudah mengeceknya baik melalui seluruh kantor JAL di seluruh Jepang dan juga di Indonesia. Ternyata hanya sedikit yang peduli dengan program ini," kata Pearlman.
Menurut Pearlman, minimnya informasi yang disebarkan di Jepang membuat program VIY 2008 nyaris tidak bergema di Jepang. Padahal, katanya, destinasi Indonesia, khususnya Bali, dalam pandangan publik Jepang masih populer, meski belakangan terjadi penurunan jumlah turis Jepang yang bepergian ke Bali akibat melembatnya perekonomian global yang juga berdampak ke Jepang.
"Bali tetaplah populer bagi turis tipe apapun yang berasal dari Jepang," kata Pearlamn, yang juga menegaskan, JAL tidak akan melakukan pengurangan frekuensi penerbangan ke Bali.
Pearlman lantas menuturkan, tipe orang Jepang yang bepergian ke Indonesia terdiri dari business traveler dan tourist traveler. Data tahun 2007 tercatat sebanyak 351.600 turis Jepang yang datang ke Bali.
JAL sendiri terbang ke Indonesia sebanyak tiga kali penerbangan non stop setiap hari, yaitu dari Jakarta-Tokyo, Denpasar-Tokyo, dan Denpasar-Osaka.
Menyingung soal berlangsungnya kerjasama EPA (Economic Partnership Agreement) antara Indonesia-Jepang, Pearlman mengatakan, JAL berharap akan ada peningkatan yang lebih sering lagi. Terlebih di tahun ini juga antara Indonesia dan Jepang sedang memperingati 50 tahun hubungan persahabatan kedua negara.
Sementara, muncul anggapan, program VIY 2008 nampaknya tidak terorganisir dengan baik, seperti yang pernah disampaikan sejumlah biro perjalanan dan juga kantor perwakilan Promosi Pariwisata Indonesia di Jepang.
Salah satu biro perjalanan di Jepang, HIS Co. Ltd., menyatakan jika program VIY 2008 di Jepang minim promosi bahkan nyaris tidak diketahui publik Jepang. Hal itu diungkapkan Manajer Perencanaan Wisata HIS, Katsu Segawa, yang mengatakan bahwa pihaknya jarang sekali mendengar kampanye VIY 2008.
"Kalaupun turis Jepang tetap banyak datang ke Indonesia, atau Bali, karena memang Bali sudah secara tradisi menjadi salah satu destinasi liburan favorit Jepang sejak lama. Jadi kegiatan bisnis yang ada sebetulnya normal-normal saja," katanya.
HIS sendiri merupakan salah satu kontributor utama Garuda Indonesia di Jepang dalam mempromosikan dan menjual Bali atau Indonesia.
Di tempat terpisah, kepala cabang dari kantor perwakilan promosi pariwisata Indonesia di Jepang, Tadahiko Narita, mengatakan bahwa sebetulnya ada beberapa kegiatan promosi yang sudah dilakukan, seperti membagikan logo VIY 2008 ke berbagai biro perjalanan, dan ikut serta dalam pameran pariwisata yang ada, namun masalah dana dan koordinasi yang minim, membuat upaya promosi yang maksimal sulit dilakukan.
[EL, Ant]
http://gatra.com/artikel.php?id=117806
Demikian kesimpulan perbincangan yang dikutip dari Antara, usai perbincangan dengan manajer humas maskapai penerbangan Japan Airlines (JAL), Stephen Pearlman, di Tokyo, Sabtu (23/8). "Saya sudah mengeceknya baik melalui seluruh kantor JAL di seluruh Jepang dan juga di Indonesia. Ternyata hanya sedikit yang peduli dengan program ini," kata Pearlman.
Menurut Pearlman, minimnya informasi yang disebarkan di Jepang membuat program VIY 2008 nyaris tidak bergema di Jepang. Padahal, katanya, destinasi Indonesia, khususnya Bali, dalam pandangan publik Jepang masih populer, meski belakangan terjadi penurunan jumlah turis Jepang yang bepergian ke Bali akibat melembatnya perekonomian global yang juga berdampak ke Jepang.
"Bali tetaplah populer bagi turis tipe apapun yang berasal dari Jepang," kata Pearlamn, yang juga menegaskan, JAL tidak akan melakukan pengurangan frekuensi penerbangan ke Bali.
Pearlman lantas menuturkan, tipe orang Jepang yang bepergian ke Indonesia terdiri dari business traveler dan tourist traveler. Data tahun 2007 tercatat sebanyak 351.600 turis Jepang yang datang ke Bali.
JAL sendiri terbang ke Indonesia sebanyak tiga kali penerbangan non stop setiap hari, yaitu dari Jakarta-Tokyo, Denpasar-Tokyo, dan Denpasar-Osaka.
Menyingung soal berlangsungnya kerjasama EPA (Economic Partnership Agreement) antara Indonesia-Jepang, Pearlman mengatakan, JAL berharap akan ada peningkatan yang lebih sering lagi. Terlebih di tahun ini juga antara Indonesia dan Jepang sedang memperingati 50 tahun hubungan persahabatan kedua negara.
Sementara, muncul anggapan, program VIY 2008 nampaknya tidak terorganisir dengan baik, seperti yang pernah disampaikan sejumlah biro perjalanan dan juga kantor perwakilan Promosi Pariwisata Indonesia di Jepang.
Salah satu biro perjalanan di Jepang, HIS Co. Ltd., menyatakan jika program VIY 2008 di Jepang minim promosi bahkan nyaris tidak diketahui publik Jepang. Hal itu diungkapkan Manajer Perencanaan Wisata HIS, Katsu Segawa, yang mengatakan bahwa pihaknya jarang sekali mendengar kampanye VIY 2008.
"Kalaupun turis Jepang tetap banyak datang ke Indonesia, atau Bali, karena memang Bali sudah secara tradisi menjadi salah satu destinasi liburan favorit Jepang sejak lama. Jadi kegiatan bisnis yang ada sebetulnya normal-normal saja," katanya.
HIS sendiri merupakan salah satu kontributor utama Garuda Indonesia di Jepang dalam mempromosikan dan menjual Bali atau Indonesia.
Di tempat terpisah, kepala cabang dari kantor perwakilan promosi pariwisata Indonesia di Jepang, Tadahiko Narita, mengatakan bahwa sebetulnya ada beberapa kegiatan promosi yang sudah dilakukan, seperti membagikan logo VIY 2008 ke berbagai biro perjalanan, dan ikut serta dalam pameran pariwisata yang ada, namun masalah dana dan koordinasi yang minim, membuat upaya promosi yang maksimal sulit dilakukan.
[EL, Ant]
http://gatra.com/artikel.php?id=117806