Bagi sebagian besar anak, berubahnya kata-kata  menjadi omongan bermakna jelas terjadi pada tahun kedua. Memang ada anak yang  sudah pandai bicara beberapa bulan sebelum ulang tahun keduanya.
Penulis buku Childhood Speech, Language and Listening Problems: What Every Parents Should Know, Patricia McAleer Hamaguchi mengatakan, pada masa dua tahun pertama anak merekam semua informasi dari sekelilingnya.
 Penulis buku Childhood Speech, Language and Listening Problems: What Every Parents Should Know, Patricia McAleer Hamaguchi mengatakan, pada masa dua tahun pertama anak merekam semua informasi dari sekelilingnya.
Menginjak usia kedua, baru anak-anak bisa  mengungkapkan secara aktif. Seiring makin matangnya otak dan otot, mereka mulai  bisa mengekspresikan hasrat dan keinginannya dengan bicara.
 The American Academy of Pediatrics membuat sebuah  batasan mengenai tahapan bicara anak di lima tahun pertamanya. Di akhir tahun  kedua, anak batita (bawah tiga tahun) harus bisa mengucapkan kalimat yang  terdiri dari dua atau tiga kata. Dia juga bisa mengikuti instruksi sederhana dan  mengulang kata-kata yang didengarnya saat orangtuanya berbicara.
 Di akhir tahun ketiga, anak sudah harus bisa  mengikuti instruksi dengan dua atau tiga langkah. Dia bisa mengenali dan  engidentifikasi benda-benda umum atau gambar sederhana serta mengerti apa yang  dikatakan orang kepadanya.
 Selain itu, dia juga sudah bisa berbicara dengan  baik dan jelas dengan orang yang berada di luar keluarganya.  Di akhir  tahun keempat, anak sudah harus melemparkan pertanyaan abstrak seperti mengapa.  Si kecil sudah mengerti konsep sama dengan berbeda. Serta bisa menyusun kalimat  dengan tata bahasa yang benar.
 Kadang meski di usia 4 tahun anak sudah bicara  jelas, namun tak jarang mereka salah mengucapkan sebuah kata.
 Di akhir tahun kelima, anak sudah harus bisa  menceritakan kembali sebuah cerita dengan kalimatnya sendiri. Mereka pun harus  pandai merangkai kalimat yang terdiri dari lima kata.
 Penulis buku The Late Talker : What to Do If Your  Child Isn't Talking Yet, Marilyn Agin MD menjelaskan, secara tipikal seorang  anak yang terlambat bicara akan dapat menyusul kemampuan anak  seusianya.
 Namun, studi yang dilakukan baru-baru ini  mengungkap, sekitar 7% dari anak berusia lima tahun tidak dapat melakukan hal  tersebut.
 "Gangguan yang terlambat terdeteksi seringkali  dihubungkan dengan rendahnya kemampuan membaca dan akademik serta masalah  emosional. Saya melihat anak-anak berusia tiga tahun yang mempunyai masalah  berbicara sangat pemalu, yang dapat  mengakibatkan rendahnya percaya diri,"  jelas Marilyn.
 Marilyn mencatat, keterlambatan berbicara bisa  terjadi karena beberapa hal. Infeksi telinga merupakan salah satu penyebab  keterlambatan bicara. Infeksi yang mempengaruhi telinga pada akhirnya punya  kontribusi pada keterlambatan bicara. Hal itu dapat terjadi karena anak bergaul  dengan sebayanya di taman bermain, di rumah atau di tempat penitipan  anak.
 Kemudian, penyebab lainnya ialah perkembangan otot  mulut yang tak sempurna juga mempengaruhi kemampuan bicara. Anak-anak yang masih  memakan makanan semi padat, kerap memuntahkan makanan saat makan, sering  "ngeces", atau sering bernafas lewat mulut, biasanya juga mengalami  keterlambatan bicara.
 Anak-anak yang sulit memahami permintaan kompleks  atau sama sekali tak peduli dengan kebisingan di sekitarnya, mungkin bakal  mengalami keterlambatan bicara. Tanpa bantuan, anak-anak yang mengalami  keterlambatan bicara akan mengalami frustasi.
 Namun, dia menegaskan orangtua ialah pengambil  keputusan yang terbaik dari anaknya. Jika jawaban dari dokter tidak memuaskan,  orangtua dapat berkonsultasi dengan ahli terapi bicara.
 "Jika keterlambatan bicara pada anak anda hanya  merupakan bagian dari perkembangannya maka ia akan segera mengejar  ketinggalannya. Orangtua jangan terlalu khawatir. Disisi lain, jika benar anak  Anda memiliki masalah, maka terapi yang dilakukan secepatnya akan lebih  menguntungkan," tegas Marilyn.
 (child.com/rin)
 Foto: corbis.com
 
  