13/02/2004
Liputan6.com, Jakarta: Tak sedikit kesuksesan seseorang datang karena dari sebuah hobi. Hal ini bisa dirasakan Wahyudi Djajakusuma. Pria itu kini sukses karena hobinya memelihara burung perkutut. "Saya melihat perkutut ini ada peluang bisnis luar biasa," tutur Wahyudi yang membuka penangkaran perkutut di Bandung, Jawa Barat.
Lantaran itu pula, pria ini rela melepas posisinya di perusahaan multinasional yang telah digelutinya selama lima tahun. Wahyudi meyakini akan mendapatkan laba besar dari bisnis penangkaran perkutut. Satu hal, bisnis burung perkutut tak bergantung modal, tapi pengetahuan si peternak mengenai burung.
Insting bisnis yang tinggi, ketekunan, dan semangat pantang mundur Wahyudi kini telah berbuah hasil. Dibantu istri dan dua orang putri serta seorang pembantu, penangkaran milik Wahyudi telah berisi 600 ekor perkutut. Tanpa banyak promosi sana-sini, konsumen yang tak lain pehobi burung banyak berdatangan. Konsumen kebanyakan datang dari Jakarta, Solo (Jateng), dan Yogyakarta. Tapi tak sedikit juga yang sengaja datang dari luar Pulau Jawa.
Wahyudi mengaku tak memiliki kiat khusus dalam bisnis perkututnya. Sebab, peliharaannya itulah yang mempromosikan dirinya sendiri. Tentu dengan suara merdunya. Suara yang membuat harga perkutut Wahyudi melonjak. "Saat inipun ada yang berminat sampai Rp 50 juta, belum saya lepas [jual]," kata dia.
Sebagai penangkar perkutut. Wahyudi pun rajin mengikuti lomba-lomba atau kontes suara burung di berbagai daerah. Dari lomba itu, Wahyudi mengaku bisa mendapat bibit perkutut yang bagus untuk kelangsungan bisnisnya. Sejumlah rintangan yang menghadang, tak membuat gentar Wahyudi. Ia sangat optimistis kalau bisnis perkutut bakal langgeng.
Lantaran itu pula, pria ini rela melepas posisinya di perusahaan multinasional yang telah digelutinya selama lima tahun. Wahyudi meyakini akan mendapatkan laba besar dari bisnis penangkaran perkutut. Satu hal, bisnis burung perkutut tak bergantung modal, tapi pengetahuan si peternak mengenai burung.
Insting bisnis yang tinggi, ketekunan, dan semangat pantang mundur Wahyudi kini telah berbuah hasil. Dibantu istri dan dua orang putri serta seorang pembantu, penangkaran milik Wahyudi telah berisi 600 ekor perkutut. Tanpa banyak promosi sana-sini, konsumen yang tak lain pehobi burung banyak berdatangan. Konsumen kebanyakan datang dari Jakarta, Solo (Jateng), dan Yogyakarta. Tapi tak sedikit juga yang sengaja datang dari luar Pulau Jawa.
Wahyudi mengaku tak memiliki kiat khusus dalam bisnis perkututnya. Sebab, peliharaannya itulah yang mempromosikan dirinya sendiri. Tentu dengan suara merdunya. Suara yang membuat harga perkutut Wahyudi melonjak. "Saat inipun ada yang berminat sampai Rp 50 juta, belum saya lepas [jual]," kata dia.
Sebagai penangkar perkutut. Wahyudi pun rajin mengikuti lomba-lomba atau kontes suara burung di berbagai daerah. Dari lomba itu, Wahyudi mengaku bisa mendapat bibit perkutut yang bagus untuk kelangsungan bisnisnya. Sejumlah rintangan yang menghadang, tak membuat gentar Wahyudi. Ia sangat optimistis kalau bisnis perkutut bakal langgeng.
(DEN/Tim Usaha Anda)